Senin, 16 Maret 2015

Tanteku ngajari aku Ngesex



Nama saya Budi, sekarang kulah di Universitas Bandung.
Waktu itu saya masih sekolah di salah satu SMA Bandung. Hari itu saya sakit sehingga saya tidak bisa berangkat sekolah, setelah surat ijin saya titipkan ke teman terus saya pulang. Ketika sampai di rumah Papa dan Mama sudah pergi ke kantor dan Mama pesan supaya saya istirahat saja di rumah dan Mama sudah memanggil Tante Kiki untuk menjaga saya. Tante Kiki waktu itu masih sekolah di sekolah Kebidanan. Sehabis minum obat, mata saya terasa mengantuk. Ketika mau terlelap Tante Kiki mengetuk kamarku.

Dia bilang, "Bud, sudah tidur?"
Saya jawab dari dalam, "Belum, tante!"
Tante Kiki bertanya, "Kalau belum boleh tante masuk."
Terus saya bukakan pintu, waktu itu saya sempat kaget juga melihat Tante Kiki. Dia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan pakaian senam dia masuk ke kamar. Walau masih SMA kelas 1 lihat Tante Kiki dengan pakaian gitu merasa keder juga. Payudaranya yang montok seperti tak kuasa pakaian senam itu menahannya. Kemudian dia duduk di samping. Dia bilang, "Bud, kamu mau saya ajari permainan nggak Bud?" Tanpa pikir panjang, saya jawab, "Mau tante, tapi permainan apa lha Budi baru sakit gini kok!"
Tante Kiki berkata, "Namanya permainan kenikmatan, tapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk" Sambil Tante Kiki menggandeng tanganku masuk ke kamar mandi saya. Saya sih mau-mau saja. Kemudian mulai dia melorotkan celana saya sambil berkata, "Wah, burungmu untuk anak SMA tergolong besar Bud." Tante Kiki terkagum-kagum. Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha hati saya deg-degan sekali waktu itu.

Terus dia mulai membasahi kemaluan saya dengan air, kemudian dia beri shampo, terus digosok. Lama-lama saya merasa kemaluan saya semakin lama semakin keras. Setelah terasa kemudian dia melucuti pakaiannya satu demi satu. Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget. Payudaranya yang montok, dengan pentil yang tegang, pantat yang berisi dan sintal kemudian vaginanya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat. Kemudian dia berjongkok, setelah itu dia mengulum penis saya, dadanya yang montok ikut bergoyang. Dada dan nafasku semakin memburu. Saya cuma bisa memejamkan mata, aduh nikmatnya yang namanya permainan seks. Kemudian, saya nggak tahu tiba-tiba saja naluri saya bergerak. Tangan saya mulai meremas-remas dadanya, sementara tangan saya yang satu turun mencari liang vaginanya. Kemudian saya masukkkan jari saya, dia meritih, "Akhh, Budi!" Saya semakin panas, saya kulum bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhir saya kulum punting susunya. Dia semakin merintih, "Aakhh, Budi terus Bud!" Saya nggak tahu berapa lama kami di kamar mandi, terus tahu-tahu dia sudah di atas saya. "Budi sekarang tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?" Dia meraih kemaluan saya yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam vaginanya. Kami berdua sama-sama merintih, "Akhh! Lagi tante... lagi tanteee." Terus dia mulai naik turun, sampai saya merasa ada yang meletus dari penis saya dan kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulangi beberapa kali.
Setelah itu kami berdua sama-sama ketagihan. Kami bermain mulai dari kamar saya, pernah di sebuah hotel di kaliurang malah pernah cuma di dalam mobil. Rata-rata dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan karena Tante Kiki pintar membuat variasi permainan sehingga kami tidak bosan. Setelah Tante Kiki menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru kepingin saya cuma bisa dengan pacar saya, Siska. Untung kami sama-sama tegangan tinggi, tapi dari segi kepuasan saya kurang puas mungkin karena saya sudah jadi "Hiperseks" atau mungkin Tante Kiki yang begitu mahirnya sehingga bisa mengimbangi apa yang saya mau.

Tante, Kakak, dan Sepupuku minta dipuasin

Namaku Shandy, umurku 20 taon.
Hari minggu itu keluargaku ada acara temu kangen di Bandung.
Seluruh anggota keluarga hadir dalam acara itu, kira kira ada 3 keluarga. Ada
hal yang paling ku gemari dalam acara itu, yaitu acara perkenalan tiap2
keluarga.
Pada kesempatan itu adik ibuku bernama Yenny memperkenalkan keluarganya satu
persatu. Aku lihat gaya bicara Tante Yenny yang sangat mempesona,... terus
terang Tante Yenny bila aku gambarkan bak bidadari turun dari langit..wajahnya
yang cantik kulitnya yang mulus dan bodynya yang okey ... membuat tiap laki2
pasti jatuh hati padanya..
Perkenalan demi perkenalan telah terlewati malam itu , sekitar pukul 9 malam,
kami beristirahat. Badanku terasa penat dan aku pergi untuk mandi ...sekalian
persiapan untuk acara besok. Waktu aku akan mandi, tanpa sengaja aku lihat
tanteku barusan keluar dari kamarnya memakai kimono putih yang agak transparan
dan terliahat samar samar lekuk tubuhnya yang indah, dengan agak basa basi aku
menanyakan padanya .... "Mau kemana Tante?".. tanyaku . Tanteku dengan kagetnya
menjawab "Oi Shandy, bikin tante kaget nich,..Tante mau mandi pake BathTub"
jawabnya. "sama nich." kataku.. "Rasanya memang malam ini penat sekali
yach,"..Akhirnya kami melangkah bersamaan menuju bathroom di sebelah belakang
Villa kami. Malam itu agak dingin rasanya...sampai sampai ..sambil agak mendesah
Tanteku menahan dingin..
Sesampainya di depan kamar mandi aku berhenti sambil memperhatikan tingkah Tante
yang agak aneh..(maklum aku masih anak kecil, belum pernah liat yang kayak
gituan)..."Han...kamu duluan yach..!!".. kata Tante ku sambil mendesah..."Nggak
ach tante, Tante dulu dech." kataku sambil rasa dingin (duch rasanya seperti
dalam freezer tuch)..."Ok, Han...Tante duluan yach"....
Tanteku masuk ke dalam kamar mandi itu.... terdengar suara pakaiannya yang di
tanggalkan, gemericik air juga mulai mengisi bathtub itu...Aku menunggu di luar
dengan rasa dingin yang sangat mengigit sambil melamun ..."Han, mana nich
sabunnya".. teriak tanteku yang mengagetkanku... Seketika itu juga aku menjawab
"Disitu Tante"..."Dimana sich?"..kata tanteku.."Kamu masuk aja Han, ambilin dech
sabunnya..Tante nggak tau nich".
Dengan hati yang berdetak keras aku masuk kekamar mandi sambil mencari cari
sabunnya. Ternyata sabunnya dibawah Wastafel. Segera aku mengambilnya dan
memberikannya pada tanteku. Tanpa sengaja aku melihat body tanteku yang aduhai
.. yang tak sehelai benang pun melekat pada tubuhnya. Dengan wajah merah padam
aku memberikan sabunnya. Tanteku bertanya " Mengapa Han,...belum pernah liat
yach..!!" kata tanteku dengan mengerlingkan matanya yang indah itu. dengan
malu-malu ku jawab"belon pernah tuh,tante......kulihat tanteku hanya tersenyum
kecil....sambil menggandeng tanganku,ia menyuruhku masuk..........sengaja atau
tidak kontolku bediri......han,punya kamu berdiri tuh...(kalimat itu makin
mendebarkan jantungku )dengan malu aku berusaha menutupi kontolku yang telah
bediri.......
ngapain malu han..."tanya tanteku..aku hanya tertsenyum kecut..trus tanteku
melepaskan handukku sambil berkata...tante boleh lihat punyaku....jangan tante
nanti om tau....ah ,nggak papa om orang nya sangat fair banget,,,,
akhirnya aku hanya bisa pasrah trus dengan lembutnya tanteku mempermaunkan
kontolku sambil berkata gila benar punya kamu han,barang sebesar ini kok di
diemin aja ....aku hanya bisa meringis keenakan ,karena memang aku kagak pernah
merasakan hal itu...hehehee...hatiku tertawa....
dengan lembutnya tanteku mengulum kontolku,dengan refleks aku meraba toket
tanteku yang montok itu ohhhhhhh ..nikmat sekali.......dituntunnya aku untuk
mengulum tempiknya ....aku bertannya ini apa tante ?....ooo itu clorotis
...sayang...jawabnya...aku trus saja mengulum ..vaginanya...lama juga aku
mengulumtempek nya itu.....dengan gaya 69 kami saling menikmati hal itu...tanpa
sepengetahuan kami berdua ternyata kakakku mengintip apa yang kami lakukan
...trus kakakku masuk dan berkata ah ..tante kok tega main sama adik gua kok
kagak bilang-bilang sama aku..sambil tersenyum kecil....
mungkin karena terangsang dengan apa nyang kami lakukan akhirnya kakakku ikut
melepaskan pakaiannya ...tanteku berkata"ayo sini punya adik kamun enak lho..aku
hanya tak bisa terpikirkan ternyata kakakku suka gituan juga .Baru pertama kali
ini aku melihat polos tubuh kakakku ternyata kakakku tak kalah dengan tante
malah toketnya lebih besar dari punya tate...

tanpa pikir panjang aku tarik tangan kakakku langsung aku kulum toketnya nyang
besar itu..hahaha...aku tertawa nikmat.trus tanteku bilang ,han masukin donk
punya kamu..(SAMBIL MEMOHON)...AKHIRNYA aku masukin punyaku ke tempek tanteku oh
nikmat sekaliiiiiii....tantteku hanya bisa mendesah kenikmatan .dengan goyanga
yang sererti di film aku berusaha sekuat tenaga menghabisi tempek
tanteku....selang berapa lama air mani tanteku keluar...akhhhhh...desahan itu
keluar dari mulut tanteku....tapi aku belon apa-apa akhirnya tanpa rasa dosa aku
tarik kakakku untuk juga merasakan hebatnya kontolku..heheheh...kakakku ternyata
telah nggak perawan lagi itu ku ketahui waktu kumasukan kontol ke
tempeknya....kakakku menggeliang keenakan sambil berkata ngapain nggak dari dulu
minta di "tusuk"sama kontol ku....aku terus mnggenjotnya.....pada waktu lagi
asyiknya....aku menusuk tempek kakakku sepupuku masuk eeeehhhh....lagi ngapain
kalian "tanyanya...aku cuek aja sambil berkata ,kalo mao sini aja ...
tanpa aku sadari ternyata sepupuku telah menanggal kan pakaiannya....oh gila
...sepupuku tuh biar masih smu ternyata,,,bodinya hebat juga...tanpa oikir
panjang...aku tarik tanganya trus aku kulum susunya ,sambil terus mengentu
tempek kakakku...aku lihat kakakku asik mengulum tempek sepupuku itu...ternyata
kakakku telah di puncak kenikmatan hhh....ia menggeliat seperti cacing
kepanasan...kurasakan semburan air hangat keluar dari tempek
kakakku..oooohhkkkkk ...teriak kakakku...aku tersenyum puas karena aku masih
bisa bertahan....dengan perkasa ganti sepupuku "Sari" aku gasak ia hanya bisa
pasrah dalam dekapan kejantanku...aku coba masukan kontolku dengan pelan pelan
ternyata sepupuku itu masih perawan cing.....sangat sulit pertama kali ku
masukan kontolku...ia merintih kesakitan aku tidak kurang akal aku ludahi
tempeknya...dan kumasuka jari tanganku...lalu ku coba masukan kontol ku kali ini
bisa walau dengan susa payah....akhhhh nikmat sekali tempek
perawan....kataku...kulihat Sari hanya merintih dan mendesah di antara sakit dan
nikmat.akhirnya aku merasakan juga puncak kenikmatan itu kami sama sama
klimaks......akkkkhhhhhh ....terak kami berdua....owwwww.......akhir nya kami
keluar bersamaan . Tanteku yang sedari tadi terus menonton tak lupa tangannya mempermainkan tempeknya dan meremas-remas teteknya yang besar......Han....Tante mau lagi ....ya....Aku yang sudah mengeluarkan peju yang banyak agak letih juga ...habis 3 orang Bro.....heheheh....barangku masih lemas tante.....kataku. Tapi Tanteku tidak tinggal diam dikulumnya kontolku dengan rakusnya, Aku menggelinjang merasakan kenikmatan kuluman Tanteku, Kakaku menyodorkan Tempeknya kemulutku dengan cepat kusedot tempek Kakakku, lidahku bermain di clitorisnya. Tante menarik tanganku ke arah tempeknya. Aku dengan cepat kunasukkan 2 jariku kedalam tempek Tanteku ....aaccchhh...terus...Hannnn..... ooohhhh....konnntttolllmmuu juga sudah kerass sekalii.... masukkin ya Han...Tante menrikku dan aku langsung diatasnya....masukkan Han....tante udah ,,,,gggaaa ttaahhhann.... kugesek-gesek kontolku di tempek tanteku tidak langsung kumasukkan ....aacchhh...geeellliii...ayyoo masukkin Han...Tante udah ga tahan ..... Kumasukan kontolku ...bbbllleeesss...amblas semua kontolku dan aku sengaja tahan di dalam.....sambil aku mengulum tempek Kakakku... Tanteku tidak tinggal diam dia mulai menaik turunkan pantatnya ...dan aku merasakan nikmatnya dan kusodok lebih cepat dari sebelumnya ....ooohhhhh....nikmmatt sekallli..Haannn...terus ...ku genjot Tanteku dengan terkadang kutahan kontolku aku merasakan tempek Tanteku terasa kedutannya semakin kencang.... kusodk kembali lalu kutarik keluar....Jangan....Han....Tante ga nahan....nihhh....kumasukkan kembali kontolku dengan kutekan lebih dalam hingga abis tak tersisa kontolku ....aacccchhhh...kulihat mata Tanteku merem melek mersakan nikmatnya .....kamu pintar sekali ...Hann....ayo sayyaanggg....slama kusodok kontolku dan...aaccchhhhh...hhhaannn ....tante banjiirrrr...blleessss....blleeessss...banjir tempek Tanteku...dipeluk erat dan kencang sekali Tanteku sampai akhirnya.....makasih ya Hannnn....sama2 Tante. Itulah Nikmatnya 3 some dengan Tanteku, Kakakku, Sepupuku.

tante vs keponakan


Cerita seks selalu saja ada yang baru, setelah sebelumnya cerita seks sesama jenis atau cerita seorang gay kami publish, kali ini kami berikan cerita seks seorang tante yang bercinta dengan keponakannya sendiri, bagaimana cerita dewasa ini di mulai? apakah cerita seks sedarah ini menjadi kontroversi keluarga mereka? berikut lengkapnya : Tante ku menyetubuhiku.
Hari itu aku pulang agak cepat karena ada beberapa klien yang mengubah jadwal appointmentnya, aku turun didepan pagar danmeminta Pak Supir untuk langsung menuju kantor suamiku, toh aku tidak ada rencana pergi lagi hari ini. Suasana rumah terasa sepi, aku melirik jam tanganku, pantas…baru pukul dua lewat sekarang ini, masih siang dan kedua anak – anakku belum pulang dari sekolah, yang bungsu sekarang sudah SMP kelas 1 dan kakaknya SMP kelas 3, kuingat mereka mengatakan siang ini ada Eskul sehingga pulang agak sore.
Saat melewati kamar di lantai bawah, aku tercekat…kudengar suara nafas yang agak memburu dan desah tertahan…dan semakin jelas ketika aku mendekat, kulihat pintu kamar tidak tertutup rapat dan ada sedikit celah yang memungkinkan aku bias melihat isi kamar dari pantulan cermin yang terletak berserangan dengan letak pintu, dan kini aku yang terhenyak.
Suatu perasaan ‘menggelitik’ mulai menerpaku…turun ke kebawah ke antara kedua kaki ku…aku tahu kalau kemaluanku mulai melembab menyaksikan pemandangan itu.
Dari pantulan cermin kulihat Dino, keponakan suamiku telentang diatas ranjang, telanjang dan tangannya sedang menggenggam kemaluannya, bergerak teratur naik turun, tentu saja aku tahu kalau pemuda itu sedang bermasturbasi, namun yang membuatku terpana adalah kemaluannya itu…, besar dan panjang…sekilas terlihat kalau genggaman tangan pemuda itu sama sekali tak menutupi kepala kemaluannya yang Nampak merah dan berkilauan.
Dino masih mendesah perlahan dan tiba tiba ia mempercepat gerakan tangannya lalau tubuhnya mengejang dan dari kepala kemaluannya keluar dengan semprotan yang cukup keras melambung keudara dan cairan itu mendarat didadanya, beberapa kali kepala kemaluan itu Nampak menyemprotkan cairan dan akhirnya dengan lesu tangan pemuda berusia 20 tahun itu mengendur dan menggapai tissue di meja sisi ranjang
Aku yang sempat terpana segera sadar dan cepat cepat menuju kamarku, kalau saja sampai terlihat, aku…tantenya menontonnya bermartubasi wah……………
Ketika aku mengganti pakaian dengan baju santai.. aku baru menyadari kalau celana dalamku ternyata sangat basah……………
Tanganku sudah menyelinap kedalam celana dalam yang kukenakan.. dan jari-jariku memainkan clitorisku.., aku semakin basah…dan pikiranku semakin menerawang membayangkan kemaluan muda yang besar dan kekar itu………, dan akhirnya….dengan lenguhan dan desah tertahan aku mencapai orgasme ku…ah…tapi tak senikmat yang kuinginkan.
Perkawinanku sudah menginjak tahun kelima belas, aku tidak bisa mengatakan kalau aku tidak bahagia, suamiku baik, perhatian, dengan 2 anak yang sehat dan memenuhi harapan setiap orang tua, namun aku juga tidak bias mengatakn kalau aku puas dengan kehidupan sexku.
Suamiku selain sibuk juga hanya menjadikan sex sebagai pemenuhan kewajiban, memang setiap kali kami berhubungan sex aku bias terpuaskan, namun frekuensi yang jarang, kadang belum tentu seminggu sekali sesungguhnya jauh dari yang sesungguhnya kuharapkan.
Untunglah aku juga memiliki kesibukan, sebagai beauty consultan sebuah perusahaan kosmetik terkemuka aku memiliki jadwal yang cukup padat, namun berselingkuh sungguh sebelumnya tidak pernah terlintas dalam pikiranku.
Sambil rebah aku terus menerawang ………pada awalnya aku agak keberatan ketika suamiku menyampaikan bahwa Dino keponakannya yang hendak melanjutkan kuliah di kota kami untuk sementara akan tinggal di rumah kami sampai mendapatkan tempat kost yang sesuai.
Aku merasa bahwa kehadiran orang lain akan mengganggu privacy kami yang selama ini tenang, di rumah kami hanya berempat, aku, suamiku dan kedua anakku yang masih SD dan SMP, serta seorang pembantu yang sudah lama ikut kami.
“Pikirkanlah ma…” kata suamiku ketika untuk kesekian kalinya menanyakan jawabanku,
“Dulu papa sempat dibantu oleh Tante Ina, ibunya Dino ketika kuliah dan almarhum Oom Broto masih hidup, Papa pikir paling tidak bisalah membalas budi baik mereka dulu, dan Papa dengar dino itu anak yang baik, sopan dan malah bias membantu Andre dan Tony dengan pelajaran mereka kan ?” suamiku mencoba meyakinkanku.
Aku mengalah dan berpikir tidak ada salahnya mencoba lagi pula kami masih ada kamar kosong dilantai bawah.
Ketika Dino datang aku cukup senang karena pemuda yang kecilnya kurus itu kini telah menjelma menjadi pemuda yang tinggi, kekar, lumayan ganteng dan memiliki sikap yang sopan, pun setelah dia tinggal dirumah kami pemuda itu tetap sangat sopan dan ringan tangan, membantu semua yang bisa dikerjakannya, anak anak pun senang karena dengan senang hati Dino membantu pelajaran mereka.
Selama beberapa bulan ini tanpa terasa Dino sudah menjadi bagian dari keluarga kami, dan aku tidak pernah sebelumnya memandang Dino sebagai seorang lelaki.
Namun kejadian tadi secara total mengubah pandanganku………………
Rasa penasaran yang sedemikian besar mebuatku ingin mengetahui lebih jauh tentang pemuda itu, aku keluar dari kamar dan menuruni tangga sambil memanggilnya.
“Din…Dino…sibuk ?” tanyaku ketika aku melihatnya
“Nggak tante…ada yang bisa dibantu?” tanyanya dengan sopan, pemuda itu sudah keluar dari kamarnya, dan tentu saja sudah mengenakan jeans dan kaos yang mencetak tubuh kekarnya.
“Tante lapar… boleh nggak tolongin tante beliin nasi bungkus di restoran padang?, kalau nyuruh si bibik nanti lama, kamu kan naik motor pasti lebih cepat, beli 2 bungkus ya.. kamu temenin tante makan” kataku lagi.
“Baik tante” jawabnya dan setelah menerima uang yang aku berikan ia melesat pergi
Setelah suara deru motornya terdengar menjauh aku bergegas ke kamarnya, masih kutemukan tissue yang telah teremas dan tergeletak dimeja disamping tempat tidurnya, dan kulihat kalau laptopnya masih dalam keadaan menyala.
Dengan cepat aku mencoba melihat isi computer pemuda itu dan sungguh terperanjat aku melihat di my picture foto foto ku terpampang disana.
Foto foto itu adalah foto-foto yang dibuat saat kami rekreasi, makan di restoran dan segudang kegiatan lain, namun sudah di cropping dan tertinggal hanya diriku seorang, semua diberi nama dengan awalan ‘tanteku yang cantik’
Aku tidak berani terlalu lama membongkar data data yang ada karena selain tidak terlalu mahir, juga agak schok dengan kenyataan yang ada…Dino..? …Menilaiku cantik ..?
“Tumben kamu dirumah, nggak ada kegiatan hari ini ?” tanyaku sambil menikmati nasi bungkus yang tadi dibeli.
“Nggak Tante.. hari ini kebetulan jadwal kuliah kosong” jawab Dino
“Kok nggak ke pacar kamu?” tanyaku lagi sambil menjangkau gelas minum
“Wah..nggak punya Tante, selain nggak ada yang mau juga Dino mau cepet cepet selesai kuliah” katanya dengan wajah memerah.
“Nggak ada yang mau ?..mana mungkin ..kamu tuh ganteng lho.., kamu ‘kali yang nolak terus” kataku lagi.
“Iya ..Tante, nggak ada yang mau..” wajah anak muda itu semakin memerah.
“Ok.. deh..” kataku setelah meneguk minumanku, “Tante mau istirahat dulu ya…, mumpung pas bias pulang siang…” kataku sambil meninggalkan ruang makan menuju kamar dan sambil berjalan aku merasa betapa mata anak muda mengawasi ayunan pinggulku saat berjalan.
Hampir aku terlelap ketika suara ramai menggetarkan gendang telingaku…dan anak anakku menerobos masuk kamar, mengucapkan salam dan bergantian mengecup pipiku, pikiran dan perhatiankupun kini kembali ke dunia ‘nyata’ dan kesibukan sebagai Ibu rumah tangga berlangsung seperti biasa.
“Aduh Pa..Mama nggak bisa, besok ada presentasi dan seminar penting, dan Mama harus menyajikan materi yang telah disiapkan team dihadapan para audience” jawabku ketika suamiku memintaku untuk menemaninya menengok kebun kami di daerah pegunungan.
“Tapi kan besok hari Sabtu..izin sajalah, kasihan anak – anak, Papa sudah janji sama mereka” kata suamiku lagi.
“Habis Papa sih.. bikin rencana nggak ngomong dulu.., nggak mungkin Mama membatalkan begitu saja, siapa yang bisa menggantikan ?, ajak Dino juga biar ada yang bantu papa jaga anak – anak” jawabku lagi.
“Hmm.. sudah kuajak, tapi besok dia ada ujian katanya” suamiku menjawab.
“Ok..lah, tapi si Bibik dibawa ya Ma, biar dia bantu mengawasi anak – anak, soalnya Mang Abdul penjaga kebun kita sudah wanti-wanti kalau masalah pagar disana sudah mendesak..nanti kalau ada yang nyerobot jadi repot” suamiku akhirnya mengalah.
“Boleh, ajak aja si Bibik, Mama juga akan lebih tenang..”jawabku, Bibik pembantu kami itu sudah ikut kami sejak aku masih kecil dan setelah aku berumah tangga aku memamng minta kepada orang tuaku agar Bibik bisa ikut aku, pada usianya yang menjelang 60 tahun dia masih sangat sehat dan mampu mengerjakan semua sebaik dulu.
Pukul dua siang seminar dan presentasi produk baru sudah selesai dan aku segera meluncur pulang, di mobil aku sempat menelpon anak – anak dan antusiasme dalam suara mereka sedikit banyak membuatku merasa tidak enak…untunglah mereka bergembira pikirku.
“Bu masih ada rencana pergi..?” Tanya pak Udin sopir yang juga sudah lama ikut kami.
“Tidak Pak., kenapa..?” tanyaku
“Kalau boleh saya mau ijin Bu, anak saya hari ini dating dari desa..kangen juga sudah lama nggak ketemu”jawab sopir tua dengan sopan.
“Oh..boleh Pak.. “ kataku member ijin.
Setelah memarkir mobil di garasi pak Udin pamit dan aku masuk rumah yang kali ini benar benar sepi.
“Lho..sudah pulang tante..?” suara Dino mengejutkanku
“Sudah selesai seminarnya, dan kamu katanya ujian..? jawabku sambil bertanya.
“Sudah tadi tante.. dari Jam 8.00 sampai jam 12.00, habis itu langsung pulang” jawab pemuda itu.
“Kamu sudah makan..?” tanyaku lagi.
“Juga sudah..tante sudah makan ?, kalau belum biar Dino siapkan” katanya menawarkan diri.
“Sudah tadi diseminar tapi kalau nggak keberatan bikini tante minuman dingin dong…dikulkas kayaknya masih ada juice ..” kataku
“Baik Tante” jawab pemuda itu patuh.
“Trims.., Tante salin baju dulu ya..? kataku sambil melangkahkan kakiu naik tangga menuju kamarku.
Setelah membersihkan diri, aku mengikat rambutku ekor kuda, dan aku agak lama menentukan pakaianku…..tiba tiba saja terbersit pikiran nakalku ingin menggoda pemuda itu.
Akhirnya aku memilih baju longgar dan rok mini yang biasa kugunakan saat main tennis, aku sengaja tidak mengenakan BH sehingga payudaraku menggantung bebas, dengan tinggi 160 Cm, berkulit putih, aku tidak memiliki payudara seperti Pamela Anderson, tapi dengan usia yang menjelang 40, payudara dengan BH No. 36 B masih tegak dan belum terlalu turun.
Wajahku tidaklah terlalu cantik, mataku agak sipit, maklum keturunan Chinese, tapi aku tahu kalau aku cukup menarik dengan hidung mancung dan bibir yang penuh walau tidak tebal.
Ketika aku melangkah turun sekilas kulihat Dino menatapku dengan terpesona, namun aku berpura-pura tidak menyadarinya dan sambil menerima gelas juice yang diangsurkannya aku mengajaknya duduk disofa depan TV. Dan dengan patuh Dino menurut, kulihat tangannya membawa sebuah buku.
Siang hari begini mana ada acara TV yang menarik?, maka akupun mengajaknya ngobrol.
“Buku apa itu Din..?’” tanyaku.
“Oh.. ini .. tentang akupunktur dan anatomi serta susunan syaraf manusia Tan…” jawabnya
“Lho..kamu ini kuliah di ekonomi atau mau jadi akupnktur?”
“Ah…ini sekedar iseng … buat nambah pengetahuan..habis jenuh belajar ekonomi terus..buta refreshing..gitu..” jawabnya lagi.
“Biasanya anak muda tuh kalau refreshing baca nya buku porno” jawabku sembarangan.
“Ah..Tante..nggak semua dong begitu” jawabnya dengan wajah anak muda itu memerah dan dari sudut mataku aku menilainya, dengan tinggi diatas 170 Cm, rutin kefitness menjadikannya kekar dan berisi dengan perut yang rata, rambut ikal bergelombang dan sudut mulut yang membuat wajahnya nampak ramah sesungguhnya pemuda berusia 20 tahun ini sangat menarik.
“Terus apalagi yang diajarin buku itu?” tanyaku
“Ya macam – macam Tan.. termasuk refleksiologi” jawabnya cepat.
“Refleksi, kayak pijat refleksi gitu………?” tanyaku
“Iya betul” jawabnya lagi.
Pikiran untuk menggodanya semakin kuat menerpa hatiku dan sikap sopan serta malu – malu pemuda ini menjadikanku semakin ingin menggodanya.
“Berarti kamu sudah bisa dong..?” tanyaku
“Wah nggak tahu Tante..belum pernah dipraktekan, kan nggak gampang mencari sukarelawan untuk jadi kelinci percobaan” jawabnya tersenyum.
“Ya udah…kebetulan Tante lagi santai..ayo kamu praktek ilmumu”
Tanpa menunggu aku pindah kesofa panjang dan telungkup disana.
“Lho..kok diam…?, ayo kamu coba refleksi yang kamu pelajari” kataku dan saat aku mendongak aku melihat wajahnya seperti tidak percaya menatapku.
“Nggak..ah…Dino nggak berani…”jawabnya
“Iya deh…Tante sudah tua….pasti kamu segan ya merefleksi orang tua” kataku menggoda
“Ih.. Tante sama sekali nggak tua, Tante cantik sekali” jawabnya dan terkejut sendiri dengan pujiannya
“Cantik?, memang kamu pikir tante cantik ?” tanyaku
“Tapi……….”Jawabnya ragu
“Tapi apa..? pelan pelan saja.., jangan pakai tenaga dulu…” aku meyakinkannya walau aku tahu maksudnya ‘tidak berani’ itu bukan masalah pijatnya.
Dengan wajah seakan – akan ‘apa boleh buat’ Dino beringsut dan duduk diujung sofa dekat kakiku.
Tangannya agak basah, dingin dan sedikit gemetar ketika ia menyentuh telapak kakiku.
“Kok tanganmu dingin sih…?” tanyaku
“Nggak apa – apa kok Tan..”suaranya agak serak kertika ia menjawab.
Tangan kekar itu lalu mulai memegang kaki kiriku dan menekan tapak kakiku, hatiku juga bergemuruh tidak karuan..gila…masa cuma dipegang tapak kaki saja aku mulai hangat diantara kedua pahaku.
Setelah beberapa lama ia memijat kedua tapak kakiku akhirnya aku yang tidak tahan
Aku berbalik mengubah posisi dan setengan duduk dengan berselonjor
“Ah.. kamu jadi bikin Tante pegel deh.., kamu pijitin kaki Tante ya, pijat biasa saja Ok..?” kataku
“Ba..baik..Tante..” Jawabnya agak terbata
“kamu duduknya agak kesini dikit….nah…gitu” kataku menggurui.
Demikianlah Dino kini duduk dekat pinggangku, membelakangiku dan tangannya memijit mijit lembut.
“Mmmh..enak juga pijitan kamu Din..terus aja keatas sampai paha..nggak apa kok” dan kakiku yang satunya kutekuk, lupa kalau aku mengenakan mini skirt sehingga pasti Dino bisa melihat celana dalamku terpampang.
pantantnya sudah diatas lututku dan hatiku juga semakin terbawa oleh rasa terangsang yang mulai mempengaruhiku.
Aku menggapai gelas minumku dan mencoba minum tanpa merubah posisi, suatu pikiran nakal lain menyergapku dan toh dia sedang membelakangiku, dengan sengaja aku menumpahkan juice yang tersisa kebadanku setelah sebelumnya menyenggol punggungnya.
“Aduh..maaf Tante…” Kata Dino terkejut ketika melihat cairan juice itu membasahi perutku hingga kepaha.
“nggak apa…Din..Tante yang salah” jawabku
“Din..tolong ambil handuk kecil di kamar mandi ya…” katku lagi dan dengan setengah berlari pemuda itu melesat, sempat kulihat kalau bagian depan celana yang dikenakannya menggembung. Aku tersenyum.
“Iya disitu yang basah..agak keatas…”kataku ketika Dino sudah kembali dan mengelap pahaku yang basah
“Tapi ..basahnya kedalam …Din..kamu tolong T ante ya.. “ kataku lalu kuangkat baju gombrong yang kukenakan hingga atas dan sedikit bagian payudaraku terlihat.
Dengan teliti dan hati hati anak muda itu mengelap tubuhku dengan handuk yang diambilnya, sambil berlutut disamping sofa.
“Nggak apa – apa ya Din..tolongin tante..” kataku lagi..sambil menatap wajah yang berada dekat dengan perutku itu.
“I..I..Iya tante…jawabnya dengan suara yang hamper tk terdengar.
“Kebawah Din…ah… rok nya mengganggu..lalu dengan cepat aku meloloskan rok tennis yang kukenakan dan kini aku setengah terbaring dengan hanya bercelan dalam dibagian bawah.
Semakin gemetar tangan Dino mengelap pahaku dan perutku.
“Tapi bagian dalam juga basah Din…”kataku lagi
“Lepaskan celana dalam tante ya..biar kamu leluasa” aku meyuruhnya
Kini jelas terpampang didepan wajahnya kemaluanku, dengan bulu yang tercukur rapih , dan aku agak merenggangkan kakiku sehingga rekahannya terlihat olehnya.
Nafas pemuda itu sudah sangat memburu dan akupun merasa semakin basah…dengan tangan kiriku aku mengambil handuk yang digunakannya dan melemparkannya entah kemana.., lalu kutuntun jari jari tangan yang kekar itu menyentuh dan sedikit memasuki lubang kemaluan yang telah membasah itu.
Tangan kananku tahu tahu sudah meremas gelembung depan celana pemuda itu, dan dengan lirih aku berkata “Din..kmau sudah melihat tante punya.., boleh tante melihat punyamu..?”
Wajah yang semakin memerah itu hanya mengangguk dan dia berdiri didepanku membuka ikat pinggangnya dan aku membantunya dengan sekali tarik aku menurunkan celana yang dikenakannya termasuk celana dalamnya.
‘Prang’ Kemaluan yang sudah mengeras itu berdiri dan menunjuk depan wahaku, dan aku sungguh harus mengagumi keindahanmya, dengan otot yang tampak melingkar, kepala yang besar kemerahan dan tanpa menunggu aku mencoba menggenggamnya.
Aku yakin kalau panjangnya pasti lebih dari delapan belas centimeter dengan lingkar yang besar dan buah zakar yang menggantung, ditutupi bulu – bulu yang agak keriting.
Kedua tanganku tak henti mengusap dan menggenggamnya dengan sesekali tangan kiriku mengusap buah zakarnya dan tanpa dapt menahan kepala kemaluan itu sudah masuk dalam mulutku.
Hanya sepertiga mungkin yang bisa masuk mulutku.. dan lidahku mulai menari, menjilat dan mengecup, menghisap dan sesekali batang kemaluan itu kugigit perlahan.
Kuminta ia duduk dan kami bertukar tempat, aku yang kini berlutut didepannya dan ia duduk di sofa, dengan isyarat kusuruh ia melepaskan kaos yang dikenakannya dan sesekali tanganku membelai dada yang kekar itu.
Aku sudah melepaskan baju gombrong yang kukenakan…dan kini kami sama sama sudah tak berpakaian, aku terus menjilat dan menghisap kemaluan Dino dengan penuh nafsu dan desahan serta erangan tak tertahankan keluar dari mulut pemuda itu.
“Ahhh..tante…enak….aduh….hhh”
“Ssshhh….aaaahhh…aduh Tante….”
Denyutan dibatang kemaluan itu semakin keras dan aku tahu kalau pemuda itu mulai tak tahan, dengan kepala kemaluanitu dalam mulutku tanganku melakukan gerakan mengocok dan tangan satunya meremas zakarnya….
“Tanteeee…..ahhh..oohhh….ssssshhhhh” agak berteriak pemuda itu dan sebuah semburan kuat dari lubang dikepala kemaluan itu mengenai belakang lidahku membuatku hamper tersedak lalu memenuhi mulutku dengan cairan kental dan panas yang tanpa berpikir kutelan habis…., namun semburan itu tidak cuma sekali, beberapa kali dalam jumlah yang cukup banyak, dan kecepatanku menelan tidak sebanding dengan kecepatan semburan itu.., sebagian keluar dari sisi bibirku…namun aku taatp tidak melepaskan jepitan bibirku dikepala kemaluan keponakan suamiku itu hingga berhenti, lalu dengan lidahkua aku membersihkannya, lalu mendongak menatapnya dengan tersenyum.
“Enak…?” tanyaku…?
Ia hanya mengangguk dan tangannya mengusap kepalaku.
“gantian …” bisikku dan kini aku telentang disofa.
Kuminta Dino mengulum pentil payudaraku dan lidahnya bergerak sesuai perintahku. Aku tahu kalau anak muda itu masih ‘hijau’ maka aku ‘menuntunya’ untuk menelusuri tubuhku dengan lidahnya dan mengajarkannya bagaimana seharusnya dia menggunakan lidahnya ketika mulutnya mencapai kemaluanku
“ya..disitu…ahhh…..di emut Din…emut clitoris tante…ahhhh, yah masukan lidahmu …ohhh….” namun irama yang tidak konstan serta pecahnya perhatian antara menikmati dan menyuruhnya membuatku sulit mencapai puncak yang kudambakan.
Belum lima menit Dino menjilatiku aku melihat kalau kemaluannya sudah mengeras lagi…dasar anak muda………………………….


Kusuruh Dino telentang dan dengan posisi diatas aku mengarahkan kemaluannya memasuki kemaluanku yang sudah teramat basah …….dengan perlahan aku menurunkan pinggulku dan kepala kemaluan yang besar itu, jauh lebih besar dari milik suamiku mulai menembus masuk….cukup lama aku berjuang agar kemaluan itu bisa menembus masuk kemaluanku yang ternyata cukup sempit untuk miliknya dan akhirnya setelah hamper semua terbenam aku mulai bergerak, kedepan …kebelakang kadang pinggulku berputar dan naik turun.
Dino cukup kreatif…. Tangannya juga bekerja meremas dan sesekali kepalanya terangkat mencium dan mengulum pentil payudaraku.
“Ssshh…ah.. Dino….batangmua besar..aduh..enak….” aku mulai meracau dan seirama denga gerakanku, aku merasa gelombang kenikmatan mulai menerjang dan naik…naik….dan AAAhhhhhhhhhhh……..dengan setengah berteriak aku mencapai orgasmeku, orgasme yang sangat dahsyat yang sudah betahun tahun tidak pernah bisa diberikan suamiku.
Aku ambruk didada pemuda itu dan bibirku mencari bibirnya, kami berciuman cukup lama.
Aku tahu kalau Dino masih belum ‘keluar’ lagi…, namun aku sudah terlalu lelah untuk berada diatas.., maka aku melepaskan diri..menyuruhnya diatas dan kini dengan aku dibawah kakiu terbuka lebar dengan salah satu kakiku menyangkut kesenderan sofa dan Dino dengan mudah kali ini memasukiku.
Gerakan anak muda itu teratur dan terasa bagaimana kemaluan besar itu menusuk dan mengexplorasi bagian dalam kemaluanku hingga bagian yang belum tersenah tersentuh oleh suamiku dan gelinjang serta perasaan nikmta yang tak tertahankan membuat gelombang menuju orgasme kembali menerjangku.
Dino semakin mempercepat gerakannya dan aku mencoba mengimbangi gerakannya dengan goyangan pinggulku dan akhirnya denga tertahan “Tante..Dino mau keluar……”
“Keluarin Din……” dan aku menjepit pinggang pemuda itu dengan kedua kaki yang kutautkan sehingga kemaluannya terbenam semakin dalam dan akhirnya dengan erangan keras bersamaan dengan orgasmeku, aku merasakan cairan hangat menyemprot jauh didalam..
Suara desahan, erangan dan nafas memburu kami terdengar jelas dikeheningan ruangan dan akhirnya kami berdua melemas berpelukan erat.





“Din…., maafin Tante ya…., Tante membuatmu melakukan ini, lupa kalau Tante sudah tua” kataku
“Tante…., Dino selalu mengagumi Tante…tante adalah wanita paling cantik yang dino kenal…dan Tante sama sekali tidak tua…” jawabnya sambil mengecup bibirku.
“Tapi ini tidak bisa jadi kebiasaan Din…., kalau Oom tahu………..” kataku tidak melanjutkan.
“Dino tahu, ……. Tante…jangan kuatir”
Sore itu kami banyak bercakap – cakap dan tidak merasa perlu mengenakan pakaian kami, dan sebelum maghrib tiba kami menyelesaikan permainan yang ketiga kalinya, kali ini dia memasukan kemaluannya dalam posisi dari belakang dan diselesaikan dengan posisi misionari…kembali rahimku menerima siraman sperma hangat yang menyemprot dan memberikanku kenikmatan yang sudah hamper terlupakan.
Pukul 8 malam anak – anak dan suamiku pulang dan malam itu aku tidur dengan sangat nyenyaknya.
Cerita seks kali ini bersambung, ini adalah cerita bagian pertama perselingkuhan antara tante dengan keponakan, tante nya yang cantik menggoda keponakannya sendiri yang bertubuh kekar, nantikan lanjutan cerita kami dalam ngentot keponakan bagian kedua. sampai jupa….

Tante Sandra



Namaku Dandi. Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan PMA di kota S dan tinggal di daerah JT sejak tahun 2002. Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam satu pagar. Tetangga yang paling dekat dengan kami adalah Om Erick dan Tante Sandra yang mempunyai 2 orang anak laki-laki yang masih kecil-kecil, yang besar berumur 3 tahun dan yang kecil berumur 1 tahun.

Pada saat itu saya kelas 3 SMA, Om Erick secara kebetulan ditugaskan oleh kantornya untuk belajar ke Belanda selama 1 tahun lebih. Dan tinggallah Tante Sandra dan 2 orang anaknya beserta 1 orang pembantunya. Keadaan tersebut membuat saya berhasrat untuk selalu bertandang ke rumahnya dengan alasan ingin bermain dengan kedua anaknya. Alasan tersebut cukup kuat karena orang tua saya dan Tante Sandra tidak pernah curiga sama sekali. Seringkali saya juga memergoki Tante Sandra sedang berganti pakaian di kamar dengan tidak menutup pintunya, atau mandi dengan tidak menutup pintunya.

Sampai pada suatu ketika, saat saya sedang bertandang ke rumahnya dan hanya Tante Sandra yang ada di rumah. Kedua anaknya dan pembantunya di-hijrah-kan ke daerah Kalimantan, karena Tante Sandra sering berpergian. Dan kebetulan juga orang tua saya saat itu sedang ditugaskan ke luar daerah. Dengan ikutnya ibu dan kakak saya, yang berarti saya juga hanya tinggal sendiri di rumah.

Sekedar gambaran, Tante Sandra itu mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm, mempunyai pinggul yang besar, buah pantat yang bulat, pinggang yang ramping, dan perut yang agak rata (ini dikarenakan senam aerobic, fitness, dan renang yang diikutinya secara berkala), dengan didukung oleh buah dada yang besar dan bulat Tante Sandra memakai Bra ukuran 36B. Dengan wajah yang seksi menantang dan warna kulit yang putih bersih, wajarlah jika Tante Sandra menjadi impian banyak lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.

Hingga pada suatu sore, saat saya mendengar ada suara langkah kaki di luar, kemudian saya intip dari jendela dan ternyata Tante Sandra baru pulang. Tidak lama kemudian saya ingin ke kamar mandi . Di saat saya keluar dari kamar mandi, saya berpapasan dengannya. Dia memakai kimono tipis warna biru muda dengan handuk di pundak dan rambut yang diikat agak ke atas sehingga leher jenjangnya terlihat seksi sekali. Sedangkan saya hanya memakai celana pendek tanpa kaos.

“Malem Tante”, saya sapa dia agar terlihat agak sopan.
“Malem Mas Dandi… kok belum tidur…?” balasnya.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dia mencekal tangan saya.
“Mas Dandi…” katanya tiba-tiba dan terlihat agak sedikit ragu-ragu.
“Ya Tante…?” Jawab saya.
“Eeee… nggak jadi deh…” Jawabnya ragu-ragu.
“Ada yang bisa saya bantu, Tante…? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-raguannya.

“Eeee… nggak kok. Tante cuma mau nanya…” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
“Mas Gatot di rumah lagi ngapain sekarang…?” tanya dia.
“Lagi nonton. Emangnya kenapa Tante…?” saya tanya dia lagi.
“Lagi nonton apa sih…?” tanya dia agak menyelidik.
“Lagi nonton BF Tante”, kata saya yang tidak tahu dari mana tiba-tiba saya mendapat keberanian untuk bilang begitu.
“BF…? tanya dia agak kaget.
“Maksudnya Blue Film…?”
“Iya… emangnya ada apa sih Tante? Kalo tidak ada apa-apa saya mau nerusin nonton lagi nih…” kata saya dengan agak memaksa.
“Eeee… mau bantuin Tante nggak…? Soalnya Tante agak takut sendirian di rumah. Kalau kamu mau sambil nonton juga boleh kok. Bawa aja filmnya ke rumah, Tante juga punya beberapa film seperti itu. Nanti Tante temenin nontonnya deh”, kata dia agak merajuk.
“Iya deh Tante, saya pilihin dulu yang bagus”, kataku tanpa ba bi bu langsung setuju dengan ajakannya.

Pucuk di cinta ulam tiba, sesuatu yang sangat aku impikan sejak lama untuk bisa berdua dengan Tante Sandra. Hari ini aku akan berdua dengannya sambil menonton Film Biru dengan harapan bisa melihat keindahan ragawi seorang wanita yang aku puja-puja dari dulu dan bahkan (mungkin) merasakan kenikmatannya juga.

Singkat kata saya langsung memilah-milah video yang bagus-bagus. Kemudian saya masuk rumah Tante Sandra lewat pintu dapurnya. Saya setel lebih dulu video yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Sandra maDandisuk lewat pintu dapur juga dengan wangi tubuh yang segar, apalagi rambutnya juga kelihatan basah seperti habis keramas. Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut kimono tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena dia tidak memakai Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras dan kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai dia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.

“Cakep-cakep juga yang main…” akhirnya dia memberi komentarnya.
“Dari kapan Mas Gatot mulai nonton film beginian…? tanyanya.
“Udah dari dulu Tante…” kataku.
“Mainnya juga bagus dan tidak kasar. Mas Dandi udah tahu rasanya belum…? tanya dia lagi.
“Ya belum Tante. Tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
“Ah Mas Dandi ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
“Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.

Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Sandra menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung kaget dan bingung karena belum pernah sama sekali melakukan perbuatan itu. Tapi aku hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Sandra sudah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku sekitar dada dan perut. Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat aku nervous karena itu adalah kali pertama aku diperlakukan oleh seorang wanita, apalagi wanita tersebut tidak lain adalah Tante Sandra. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.

Kemudian Tante Sandra mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di daerah dada, dia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan dan kiri. Tangan kanan Tante Sandra juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.

Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk membuka kimono yang dia pakai. Aku remas payudaranya, dan aku pilin-pilin ujung dari payudara yang berwarna kecoklatan dan sangat sensitif itu, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshhh… ya situ sayang…” katanya setengah berbisik. “Sssshhh… ooohhh…”

Tiba-tiba dia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Dan dia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Sandra, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar klitorisnya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua dan kemudian aku tambah satu jari lagi sehingga menjadi tiga ke dalam liang kemaluannya. “Aaahhh… ssshhh… ooohhh… terus sayang… terus….” bisik Tante Sandra.

Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya… terus sayang… terus… aaahhh… ssshhh… ooohhh… aaahhh… terus… sebentar lagi… teruusss… ooohhh… aaahhh… aaarrgghhh…” kata Tante Titik.

Seketika itu pula dia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar. Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Sandra yang terlihat sangat lemas di sofa.
“Saya kapan Tante, kan saya belum…?” Rujukku.
“Nanti dulu yah sayang, sebentar… beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Sandra.
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Sehingga rupanya Tante Sandra juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. Aku usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas. Sehingga kemudian dengan terpaksa dia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.

Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Sandra. “Ssshhh…” rasanya benar-benar tidak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Sandra mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan. “Aaahhh…” baru masuk kepalanya saja aku sudah tidak tahan, lalu Tante Sandra mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tidak dipergunakan. Namun Tante Sandra tetap memaksakannya masuk. “Aaagghhh…” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Sandra.

Lalu Tante Sandra mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Sandra terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat dia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tidak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Sandra, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali. Aduuuh… kalau begini aku makin tidak tahan dan… “Aaarrggghhh… sayaang… Tante keluar lagiii…” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Sandra, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. Dan akhirnya Tante Sandra terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.

Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena aku belum apa-apa. Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang keluar dan terasa hambar dari ujung payudaranya, yang ternyata susu. “Ssshh… shhh…” desahan Tante Sandra sudah mulai terdengar lagi. Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Awalnya dia menolak dengan alasan belum pernah bersetubuh dengan gaya itu, setelah aku beritahu alasanku, akhirnya dia mau juga dengan berpesan agar aku tidak memasukkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya.

Aku mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Sandra agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam. Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Sandra, lalu aku mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tidak seperti gaya konvensional yang tadi.

Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi. “Ssshhh… aaarrgghhh… ooohh… terus sayaaang… terus… aaarrrggghhh… ooohhh…” Tante Sandra terus mengerang.

Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Sandra merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan aku merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan aku memberitahukan hal tersebut padanya, tapi dia tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan dan erangan kecil, sehingga aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.

Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Sandra dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Sandra. Mata Tante Sandra terlihat agak terbelalak ketika merasakan ada cairan yang memenuhi bagian dalam dari kewanitaannya. Sesaat kemudian aku ambruk di atas tubuhnya, tubuhku terasa sangat lemas sekali. Setelah kami berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Sandra.

Dengan agak malas Tante Sandra membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.
“Kok dikeluarin di dalem sih Mas Dandi…? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
“Tadi kan saya sudah bilang ke Tante, kalau punya saya berdenyut-denyut, tapi Tante nggak ngejawab sama sekali…” kataku membela diri.
“Ya kan terasa kalau sudah mau keluar…” katanya.
“Saya mana tahu rasanya kalau mau keluar… ini kan yang pertama buat saya. Jadi saya belum tahu rasanya…” jawabku.
“Terus entar kalau jadi gimana?” katanya lagi.
“Ngggaakk tahu Tante…” jawabku dengan suara yang agak terbata-bata karena takut dengan resiko tersebut.
“Ya sudahlah… tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya…?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
“I… iiya Tante…” jawabku sambil menunduk.

Lalu Tante Sandra berdiri menghampiri video dan TV yang masih menyala, dan mematikannya. Kemudian tangannya dijulurkan, mengajakku pindah ke kamar untuk tidur. Akhirnya kami tertidur pulas sampai pagi sambil saling berdekapan dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

Itulah awal dari perbuatan-perbuatan saya bersama Tante Sandra. Selama hampir 2 tahun Tante Sandra memberi saya banyak pelajaran dan kenikmatan yang sangat luar biasa. Terkadang jika Tante Sandra sedang sangat menginginkannya, aku selalu siap melayaninya, kecuali jika keadaanku sedang tidak fit atau sedang ada keperluan keluarga atau sekolah. Dan jika aku yang sedang menginginkannya, Tante Sandra sangat tidak keberatan melayaniku, bahkan dia terlihat sangat senang. Tidak jarang aku diajak pergi untuk melakukan fitness atau olah raga atau hanya sekedar jalan-jalan atau ngerumpi bersama teman-temannya. Akhirnya aku baru tahu kalau Tante Sandra sebenarnya sangat haus akan seks, dia adalah wanita yang bertipe agak mendewakan seks. Dan dia akan melakukan apa saja demi seks. Tapi sebenarnya pula dia tidak begitu kuat dalam bersetubuh, sehingga dia bisa berkali-kali mengeluarkan cairannya dan berkali-kali pula tubuhnya terkulai lemas.

Tante Sakit Perut



Cerita ini berawal saat saya sedang menunggu tante saya yang dirawat di rumah sakit. Tangannya harus digips, akibat kecelakaan yang menimpanya. Tante saya terlibat kecelakaan saat dia mengendarai mobilnya. Tangannya yang kiri luka robek akibat terkena pecahan kaca.

Yang saya rasakan ketika menunggu tante saya ini ada enaknya juga ada tidak enaknya. Saya ambil contoh saja yang enaknya dulu, saat tante mau pipis, saya pasti disuruh mengantar ke WC. Karena tangan tante sakit, dia menyuruh saya untuk membukakan CD-nya dan saya bisa lihat dengan jelas kemaluannya yang tertutup bulunya yang agak lebat. Dan yang tidak enaknya ketika dia mau buang air besar, sudah deh jangan diteruskan, anda semua pasti tahu apa yang saya maksudkan.. OK.


Malam itu, saya sendirian menjaga tante di rumah sakit.
Tiba-tiba tante memanggil saya, "Sony.., cepet kemari..! Tolong tante ya..?" katanya.
"Ada apa tante..?" kata saya.
"Perut tante sakit nich.., tolong gosokin perut tante pake minyak gosok, ya..?" katanya sambil membuka selimutnya.
Dan terlihatlah tubuh tante yang molek itu, meskipun dia masih memakai BH dan CD. Tapi samar-samar puting buah dadanya dan bulu kemaluan tante terlihat agak jelas. Melihat pemandangan itu, batang kemaluan saya menjadi naik. Agar tidak terlihat oleh tante, saya mencoba merapatkan tubuh bagian bawah saya ke tepi ranjang.

"Lho Son.., apa yang kamu tunggu..? Ayo cepet ambil obat gosok di meja itu. Lalu gosok perut tante, awas jangan keras-keras ya..!" katanya.
"Ya tante.." kata saya sambil mengambil obat gosok di meja yang ditunjuknya.
Setelah saya mengambil obat gosok yang ada di meja, "Yang digosok bagian mana tante..?" tanyaku.
"Ya perut tante dong, masak memek tante.. khan nanti.. memek tante jadi sakit kepanasan." katanya tanpa merasa risih.
"Akh.. tante bisa aja deh.. benci aku.. uhh..!" kata saya.
"Ayo dong cepet, tante udah nggak tahan sakitnya nich..!" katanya sambil meringis.

Lalu saya gosok bagian perutnya yang putih mulus dan berbulu itu. Saya menggosok dengan lemah-lembut seperti ketika saya sedang menggosok tubuh cewek saya.
"Ya gitu dong, huu.. enak juga gosokanmu Son. Belajar dimana kamu..?" katanya sambil mendesis.
"Nggak kok tante, biasa aja." saya jawab dengan pura-pura.
"Udahlah jangan bohong kamu.. Pasti kamu sering gosokin tubuh cewek kamu ya khan..?" tanyanya mendesak saya.
"Kan Sony belum pernah gosokin cewek Sony, tante..!" kata saya pura-pura lagi.
"Sekalian ya Son, pijitin kaki tante, bisa khan..?" katanya manja.
Saya hanya mengangguk dan mulai memijat kakinya yang membuat naik lagi batang kemaluan saya. Kakinya begitu dingin, mulus dan merangsang saya.

Lalu, "Sudah tante, capek nich..!" kata saya.
"Lhoo.., yang di atas belum khan..?" katanya.
"Ah.., tante becanda ah.., Sony jadi malu..," kata saya.
"Ayo cepet dong, kamu nggak bakalan capek lagi. Coba deh pijit disini, di paha tante ini. Ayo dong, kamu nggak usah malu-malu, Sony khan keponakan tante sendiri, ayo cepet gih..!" katanya manja sambil menarik tangan saya dengan tangan kanannya.

Sekarang saya dapat melihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain tipis CD-nya itu. Wajah saya langsung berubah merah menyala dengan pemandangan yang indah ini. Tante seperti tidak mengerti apa yang saya rasakan, dia menyuruh mendekat masuk ke tengah-tengah selangkangannya dan mengambil kedua tangan saya, meletakkan di masing-masing paha atasnya persis di tepi gundukan bukit kemaluannya.

"Iya di situ Son..," katanya sambil mencoba melebarkan kakinya lebih lebar lagi.
Saya disuruh memijat lebih ke dalam lagi. Pikiran saya mulai terganggu, karena bagaimanapun meremas-remas 'zone eksklusif' yang sedang terbuka menganga ini mau tidak mau membuat batang kejantanan saya menjadi naik lagi.

Lalu, "Son, kamu udah punya cewek..?" katanya.
"Ya tante..," kata saya berterus terang.
"Ngomong-ngomong Sony udah pernah ngeseks sama cewek kamu, belum..?"
"Apa itu ngeseks tante..?" kata saya pura-pura tidak mengerti.
"Maksudnya tidur sama cewek.." katanya.
"Ngmm.. belum pernah tante.." jawab saya berbohong.
"Ah masak sih, coba tante lihat dan pegang punyamu itu..?" katanya sambil menarik tubuh saya agar lebih dekat lagi, lalu dengan tangan kanannya dia meraba gundukan di celana saya.
"Tante pengen tau kalo anumu bangunnya cepet berarti betul belum pernah.." katanya sambil meraba-raba batang kemaluan saya lagi.

Entah artinya yang sengaja dibolak-balik atau memang ini bagian dari kelihaiannya membujuk saya. Mungkin karena saya masih berdarah muda, biarpun sudah terbiasa menghadapi perempuan tetapi kalau dirangsang dalam suasana begini tentu saja cepat batang kemaluan saya naik mengeras. Kalau sudah sampai di sini sudah lebih mudah lagi buat dia.

"Wihh, besar sekali gundukanmu Son.. boleh lihat dalamnya punyamu..? Ayo bantu tante untuk membuka celanamu..!" katanya tanpa menunggu persetujuan dari saya, dia sudah langsung bekerja membuka celana saya dan membebaskan burung kaku saya.
Memang, waktu batang kejantanan saya terbuka bebas, matanya setengah heran setengah kagum melihat ukurannya. Terutama kepalanya yang menyerupai helm tentara "NAZI".

"Bukan main kontolmu Sony.. besar dan keras banget punyamu.." katanya memuji kagum tapi justru melihat yang begini makin memburu nafsunya.
"Tapi masak sih Son, benda seindah begini belum pernah dipake ke memeknya cewek. Kalo gitu sini tante boleh nggak ngerasain sedikit lagi biar bisa tante tempelin di sini." lanjutnya, lagi-lagi tanpa menunggu komentar saya, dia dengan sebelah tangan bekerja cepat melepaskan CD-nya.
Terlihatlah hutan kemaluannya yang menggoda itu, lalu dia menyuruh saya untuk naik ke ranjang dan menyuruh saya untuk menempelkan kepala kemalua saya di mulut lubang senggamanya. Di situ Saya disuruh menggosok-gosokkan ujung kemaluan saya di celah liang senggamanya.

Lalu dengan menggosok-gosokkan sendiri ujung kepala batang kejantanan saya di mulut lubang senggamanya yang sudah terbuka lebar itu, menambah semakin tegang dalam nafsu diri saya.
"Ahh.. aduh.., Son.. nikmatnya..," katanya menjerit geli.
"Udah Son, tante nggak tahan. Sekarang giliran tante bikin nikmat kamu.., ok Sayang..?" katanya menyuruh saya berdiri.
Lalu dia dengan satu tangannya langsung memegang batang kemaluan saya dan mulai menjilati seputar batangnya, sambil sesekali mengulum kepalanya.

Beberapa saat kemudian, dia menarik saya lagi, tubuh saya berlutut di atas ranjangnya, dan kembali liang senggamanya memperlihatkan celah kenikmatan yang siap untuk saya masuki. Dalam keadaan seperti itu, saya betul-betul sudah lupa bahwa dia adalah tante saya sendiri. Lalu, ujung batang kejantanan saya mulai saya tusukkan di lubang kenikmatannya yang segera saya ikuti dengan gerakan maju-mundur, putar kanan-kiri untuk menusuk lebih dalam. Tante sendiri ikut membantu saya dengan jari-jari tangan kanannya. Dia memperlebar bibir kemaluannya agar semakin lebih terbuka untuk lebih mempermudah masuknya batang kemaluan saya.

Terus saya genjot batang kemaluan saya ke dalam liang kenikmatannya yang indah itu.
Dan akhirnya, "Hghh.., oo.. Sonn.. yeess.., oohh..!" dengan erangannya, dia membuka orgasmenya yang juga disusul oleh saya hanya berselang beberapa detik kemudian.
"Gimana Son rasanya barusan..?" katanya menguji saya sambil tangannya mengusap, menyeka-nyeka keringat di dada saya.
"Aduh tante enak sekali, belum pernah Sony ngerasain yang seperti ini. Tapi tante sendiri, gimana rasanya..?" kata saya balik bertanya.
"Tante baru sekarang lho ngerasain digituin cowok dengan kelembutan, tapi juga tidak meninggalkan kejantanannya yang perkasa, seperti punyamu ini, 'Si Buta Dari Gua Memek', tante jadi melayang ke langit yang ke-7. Ohh.. endangg..?" katanya.

Begitu selesai, saya diajak tante ke kamar mandi. Dan waktu itu saya bantu tante membersihkan kemaluannya. Sambil menyiram kemaluan tante, saya mendekap dia dari belakang, dan tante yang sedang berdiri menjadi kegelian karena batang kejantanan saya menyentuh bukit pantatnya. Seketika batang kejantanan saya naik lagi karena yang saya lihat sekarang lebih terlihat montoknya. Dan seketika itu, tangan lembut tante memegang batang kemaluan saya. Saya gemetar karena pengalaman seperti ini luar biasa buat cowok perjaka seperti saya ini. Buah dada tante menjulang, menantang dan tegar, kelihatan pori-porinya meremang karena udara sangat dingin di kamar mandi, apalagi ini sudah tengah malam. Dan bukit kemaluannya agak merekah merah terbuka bekas perbuatan yang tadi.

Saya tidak tahu harus berbuat apa selain meraba buah dadanya lagi yang kali ini dari depan. Tante menarik saya dan mencium bibir saya, saya menurut saja. Tubuh kami saling merapat. Tangannya terus mengurut-urut batang kejantanan saya. Dan saya meraba pantatnya yang bulat dan sintal kencang. Buah kejantanan saya pun diremas-remasnya pelan-pelan. Kemudian, tante mulai menaikkan kakinya yang sebelah ke atas bak dan dimasukkannya lagi kemaluan saya ke liang senggamanya. Ngilu dan agak panas terasa di batang kejantanan saya.

Tante mulai bergoyang maju mundur dan pantat saya juga ditekannya dengan tangan kanannya agar saya bisa mengikuti irama. Saya ikut saja menggoyangkan sambil memeluk, mengisap putingnya, mencium bibirnya. Beberapa saat kami bergoyang sama-sama, tapi paha tante mulai pegal rupanya, dan dicabutnya batang kemaluan saya. Kemudian dia berbalik dan menungging sambil berpegangan dengan tangan kanannya ke bibir bak mandi. Saya gosokkan batang kejantanan saya ke bibir kemaluannya. Benar-benar terasa panas bibir kemaluannya itu.

Kemudian saya mendesak maju dan, "Bless.." kepala 'NAZI' milik saya masuk bergesek-gesek dengan dinding lubang senggamanya.
Tante juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari ular. Aduh luar biasa sekali, saya merasa keenakan dan tidak bisa berpikir jernih lagi. Pantat saya maju mundur, rudal panjang saya menggaruk-garuk lubang kenikmatannya. Dari posisi ini, saya bisa melihat dengan jelas batang kejantanan saya basah kuyup dan bibir kemaluan tante tertarik keluar masuk. Tangan saya menjangkau ke depan, meremas buah dadanya yang menggantung besar dan bergoyang menggeletar, nafas tante mendengus desah.
"Ohh.. yess..!"
Akhirnya saya meledak-ledak lagi dan tante rupanya sudah lebih dulu mengalami orgasme.

Setelah itu saya mandikan tante saya tersayang. Mulai detik itu, saya punya tugas tambahan baru.

TAMAT

Tante Linda

Disini saya akan mengulas sedikit mengenai pengalaman pribadi saya sendiri, dan hal ini masih menghantui saya sampai cerita ini saya muat. Okey deh, saya perkenalkan diri dulu. Nama saya Bojach, atau biasa dipanggil Jach, tinggi badan 180 cm dengan kulit putih bersih, maklum peranakan atau istilahnya indo. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga miskin, dimana saya sebagai anak sulung yang dapat dikatakan lain dari adik-adik saya.

Sebenarnya ayah saya asli orang Indonesia dan ibu juga, tapi dari cerita yang saya dapatkan dari kelurga, bahwa ibu saya pernah kerja di USA atau di Houston sebagai pembantu rumah tangga. Waktu itu ada pamilik yang tinggal di Huston memerlukan seorang pembantu untuk mengurusi anaknya. Pendek cerita ibu saya sudah 2 tahun di Huston mendapat masalah, dimana dia pernah diperkosa sama orang Bule di sana, dan karena sudah trauma dengan kejadian yang menimpanya, maka dia minta pulang ke Indonesia.

Sesampainya di Indonesia dia langsung mendapatkan jodoh, yaitu ayah saya sekarang, dan ternyata ibu saya telah hamil dengan orang Bule yang pernah memperkosanya. Itulah pendek cerita mengenai latar belakang saya, kenapa saya jadi keturunan indo.

Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah di rumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya. Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta. Dan untung saja 3 orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, maka dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya.

Setelah dua tahun saya mengontrak di rumah yang sampai sekarang juga masih saya tempati, terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima adik saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta. Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Boyke atau suami Tante Linda ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah Tante Linda sendirian di rumah.

Tante Linda telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Linda apa Om Boyke. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.

Tiba-tiba Tante Linda memanggil, “Jach.. Jach.. Jach.. tolong dong..!”
Saya menyahut panggilannya, “Ada apaan Tante..?”
“Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki..!”
Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Linda.Kemudian saya merapikan pakaian saya dan sambil duduk di kursi ruang makan.
Terus Tante Linda menawarkan saya minum kopi, “Nih.., biar hangat..!”
Karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor.
Saya jawab, “Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu ke rumah..” sambil saya melangkah ke rumah samping.
Saya mengontrak rumah petak Tante Linda persis di samping rumahnya.

Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante Linda dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi, Tante Linda juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan. Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Linda menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama, Tante Linda sudah kembali dengan secngkir kopi di tangannya.

Sewaktu Tante Linda meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya. Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya.

Tante Linda memulai pembicaraan, “Giman Jach..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya reporin beresin genteng Tante.”
“Ah.. nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita.” kata saya mencoba memberikan penjelasan.
“Omong-omong Jach, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag kuliah jam segini,”
“Rupanya Tante Linda tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat ke Kalimantan berlibur 2 bulan di sana.”
“Oh.. jadi kamu sendiri dong di rumah..?”
“Iya Tante..” jawab saya dengan santai.

Terus saya tanya, “Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante?”
“Itu dia Jach, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang ke rumah anaknya di Bandung.” jelasnya.

Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Linda sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak. Tante Linda tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya.

Sudah setengah jam lebih kurang Tante Linda ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35.
“Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Linda sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?” kata saya dalam hati.
Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Linda dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya.

Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semaking tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Linda biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Linda untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.
“Tan.. Tan..”
Dengan bermalas-malas Tante Linda mulai terbangun. Karena saya dengan posisi duduk persis di sampingnya, otomatis Tante Linda menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya bangunkan Tante Linda.
“Tan.. Tan..”

Walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Linda bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya.
“Aduh gimana ini..?” gumam saya dalam hati, “Gimana nantinya ini..?”
Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya. Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya.

Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Linda tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Linda mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian.
“Tante Linda cantik udah ngantuk ya..? Mmuahh..!” saya kecup bibirnya dengan lembut.
Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga.

Tante Linda membalas ciuman saya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal.
“Ahk.. ahk..!” dengan sedikit tergesa-gesa Tante Linda sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya.
“Ahkk.. ah..!” nikmatnya tidak tergambarkan, “Ahkk..!”

Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Linda sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.
“Akh.. akh.. hus..!” desahnya.
Tante Linda sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harus membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi.

30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami. Tanpa saya perintah, Tante Linda merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya. Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya.
“Akh.. huss.. ahk..!” sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya.
“Akh.. akh..!” dengan sedikit dorongan, “Bless.. ss..!” masuk semuanya batang kejantanan saya.

Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Linda menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya.
“Akh.. uh.. terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh.. blesset.. plup.. kcok.. ckock.. plup.. blesset.. akh.. aduh Tante mau keluar nih..!”
“Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!”
Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya.

Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Linda teriak, “Akh..!”
Bersamaan kami meledak, “Crot.. crot.. crot..!” begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya.
Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu.

Tante Linda kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Linda langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Linda mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya.
“Akh.. huss..!” seperti kepedasan Tante Linda dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“Blesset.. crup.. crup.. clup.. clopp..!” suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya.

30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Linda orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar.
“Crot.., crot..!” meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Linda masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang, “Akh..!”
Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang kejantanan saya masih berada di dalam vaginanya dengan posisi miring karena pegal. Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante Linda tidak mau melepaskan penis saya dari dalam vaginanya. Begitulah malam itu kami habiskan sampai 3 kali bersetubuh.

Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat kelelahan satu malam kerja berat. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya. Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. cerita seru ngentot hanya di ceritaserudewasa.info Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap ke dapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya.

3 bulan kemudian Tante Linda hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi entah kenapa, Tante Linda tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami.

- Tamat -

Sepupuku Yang Horny Berat



Kejadiannya belum lama ini pas hari Malam Minggu. Waktu itu gue lagi di discotheque MB sama temen-temen kuliah. Saat itu jam udah nunjukin jam 12, emang sih lagi seru-serunya. Tiba-tiba ada BBM masuk dan ternyata dari sepupu gue yang bahenol. Namanya Marisca, umurnya lebih tua jauh dari gue, doi udah umur 33 tahun, masih single dan pastinya udah engga perawan lah hehehe…doi emang bahenol bgt yah, engga tinggi-tinggi amat sekitar 163an cm semok abis pantat nonggeng gitu. Gue selalu horny kalo liat dia pake rok ketat, asli ngebayangin doggie style deh!

BBM itu bilang kalo dia lagi ada disalah satu club didaerah BM, engga jauh dari hotel A. Pertama dia nanya kalo gue ada dimana, apakah udah tidur atau belom. Setelah gue jawab, dia BBM lagi minta gue jemput karena agak fly dan kalo gue engga keberatan. Yah…tentulah engga keberatan apalagi denger kata fly, mendadak pikiran jorok gue timbul. Yah sudah akhirnya gue pamit sama temen-temen gue dengan beribu-ribu alasan.



Singkat kata gue udah sampe distu, gw BBM doi bilangin kalo gw udah didepan. Terus dia bales dan suruh gue masuk aja. Lumayan rame juga tempatnya, dia sama temen-temennya udah dapet meja. Seperti biasalah cipika cipiki dulu, terus langsung disodorin gelas wine yg doi pegang. Doi malam ini pake t-shirt dan rok agak jeans mini. Gue dikenalin sama beberapa temennya, rata-rata diatas 30an tahun, sementara gue baru umur 21 thn, cuma menang bongsor sama rajin fitnes doang hihihi…gue liat doi masih asik ngobrol kiri kanan sementara gue diem aja dipojok sofa mereka. Sekali-sekali doi dateng, goyang-goyang depan gue sambil kasih minum gue lagi. keliatan kok dari goyangnya doi emang agak fly.

Engga lama beberapa temennya pamit pulang duluan, tinggal kita berempat (2 pasang tepatnya), gelas wishkey engga pernah kosong ditangan si Marisca. Temen cewenya bilang kalo dia lagi bete banget sama pacarnya. Gue sih sebenarnya emang tau kalo ci Marisca ada cowonya, seorang duda. no wonder lah kalo dia minum cukup banyak malam ini. Makin lama goyangnya makin erotis, sementara temennya itu juga makin hot. Karena takut jatuh, gue sempet pegang pinggulnya, sekali-sekali gue peluk dari belakang. Leher gue dicium mesra pelan-pelan, sementara gue kudu  jaga jarak antara celana jeans gw sama rok dia. Gimana engga gue udah ngaceng keras bange, kan malu juga kalo ketauan horny…

Singkat kata kita bubar bersama kira-kira waktu itu udah jam 02:20. Jalan kemobil aja sudah setengah gue papah, si Marisca jalannya udah engga bisa lurus, meskipun dia bilang dia kaga mabuk. Mobil langsung mengarah keapartement dia dibilangan Rasuna Said. Mau turunin dia dilobby yah engga mungkin banget, dan dia juga minta dianter keatas. Parkir basement, nunggu lift…sepi engga ada satpam, cuma gue liat ada kamera sekuriti aja, jadi gue berani action dulu hehehe masuk lift pencet lantai 23…muka dia udah nempel didada gue, tangan gue disuruh melukin pinggulnya dia. Yang agak aneh pas tangannya ngelus-ngelus dada gue, serasa gimana gituuu…tangan gue makin erat peluk pinggulnya.

Masuk kamar doi langsung kayak orang lemes gitu, gue peluk dari belakang sambil tangan gue melingkar diperut doi. Soal tongkol yang udah keras baget gue udah engga peduli, apalagi pantat doi udah ditempelin kearah celana gue. Kita terdiam beberapa saat sampe tiba-tiba dia balik badan dan elus pipi gue, “Please yah jgn pulang dulu, aku mau ganti baju dulu…kalo mau minum ambil sendiri aja.” Sementara dia ganti baju dikamar gue  nebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang mesti gue lakukan. Ruang tamu lampu belum nyala cuma lampu teras aja, jadi agak remang-remang. Gue denger kalo ada suara dikamar mandi, suara orang nyalain shower.

Engga lama kemudian dia keluar dengan pake kimono, sementara gue udah duduk manis lagi disofa. Dia bilang kalo ngantuk cuci muka aja dulu sambil dia mau ambil minum. gue mah nurut aja deh. Kembali gue duduk manis disofa sementara dia didapur nyiapin minuman. Buset dah ternyata yang keluar 2 gelas wine lagi…ampuun deh kan gue engga kuat minum juga. Akhirnya kita bersulang, chit chat bentar ketawa ketiwi…gue ambil inisiatip pamit pulang karena emang udah jam 3 pagi.

Kita bersulang lagi ngabisin minuman, dia lemes gue peluk dari belakang…tangan dia mulai ngelus-ngelus leher gue…sementara pantatnya nempel pada tongkol keras gue…halah…gue jilat aja kupingnya. Dia kaget horny gitu langsung balik badan dan kita ciuman hot banget. Gue balik lagi badan dia, peluk dari belakang lagi sambil tangan gue tarik tali kimononya. Masih dari belakang tangan gue udah didalam leluasa mau kemana aja……dia udah engga pake bra, cuma celana dalem renda aja. Gue balikin badannya, kita french kiss lagi, gue lepasin kimononya…sementara tangan si Marisca yang mungil udah ngelus-ngelus “junior” gue dari luar. Emang engga salah tebakan gue selama ini kalo si Marisca  ini toketnya bagus dan masih kenceng, kalo ukuran sih lumayan gede kira-kira 36B lah. Gue coba turuni CD nya sambil jari gue main divaginanya. Doi udah mulai basah dan tambah basah. Rintihan enak nan engga jelas keluar dari mulutnya. Gue dudukin dia disofa, sambil dia bantuin gue buka celana karena sambil duduk pas gue CD gue ditarik kebawah, si tongkol langsung loncat keluar nyaris kena jidat dia…tangannya yang mungil langsung mulai ngocokin gue, engga lama lidahnya juga mulai menari-nari dikepala si tongkol yang pink itu. Dia masukkin kemulutnya yang mungil, kasihan soalnya terlalu penuh mulutnya dengan tongkol gue.

Gue juga udah engga tahan…gue langsung aja jilat meky dia…wooow…yang namanya bulu, tertata rapih alias di-trim…kaga pake banyak ngomong dah langsung jilit meky  abis-abisan…gue masukkin lidah gue serakus gue…doi udah engga karuan desahnya ditahan takut kedengeran tetangga. Abis itu gue jilatin juga Putingnya yang berwarna kecoklatan dengan toket yang putih. Engga lupa gue gesek-gesek si otong ke vagina doi yang udah basah banget. Akhirnya dia minta untuk mulai dimasukkin aja karena udah sampe ubun-ubun katanya. Gue coba arahin kemekinya…percobaan pertama gagal karena meleset…coba lagi gagal lagi…emang sih mekinya agak sempit. Pelan tapi pasti tangannya ngarahin kelubangnya…gue cuma bisikin kalo agak sakit pas masuk karena punya gue gede. Masuk dikit sedikit…dia meringis…gue coba goyang dulu…sampe akhirnya gue teken abis semuaaaa dan tangan gue digigit sampai sakit…

Gue coba goyang kiri kanan, dari yang mulainya pasif sekarang dia sudah mulai goyang juga…engga lama kemudian badan si Marisca mulai mengejang tanda udah mau klimaks dan dia minta kalo gue tetep pompa aja jgn sampe diem …sampe akhirnya dia mengeluarkan leguhan panjang dan terasa banget kalo vagina nya menjepit tongkol gue didalem. Gue coba lepasin and kedengeran suara “plooop” hihihi tapi si Marisca tersenyum genit minta masukin lagi…yah karena emang masih sekeras kayu, masukkin lagi aja…dia bisikin gue kalo lanjut dikamar aja…yah sudah gue angkat badannya dengan posisi tongkol masih nancep didalem, gue gendong kekamar…sambil jalan doi ternyata suka banget gaya ini…gue hajaaaaar lagi sampe akhirnya dia orgasme lagi yang kedua…tetep dalam keadaan gendong masuk kamar. Gue rebahin dikasur, kita ciuman mesra lagi. Doi pamit kekamar mandi buat cuci…sementara gue baringan bentar. Engga pake lama tiba-tiba dia udah naik diatas gue…coba masukkin sendiri dan ternyata berhasil. Dia mulai goyang mulai dari pelan…terus cepet dikit…terus pelan lagi…sampe akhirnya dia keluar lagi sambil kita ciuman lagi.

Dia sempet protes kalo gue kok lama banget engga keluar-keluar. Gue coba ngeles aja sebisa mungkin sampe doi ambil inisiatip nungging…nah ini dia nia gaya favorit gue…dan tentunya liat pantat bulet putih bikin gue tambah super horny…timbul rasa iseng gue mukul pantatnya sama “pentungan” gue sampe keliatan agak merah pantatnya…gue coba masukkin pelan-pelan tapi pasti…dari mulai pelan sampe high speed gue hajaaaar…sekali-sekali emang kerasa mentok punya gue didalem…ah sikat aja toh si Marisca juga menikmati banget. Beberapa lama kemudian keliatannya kalo dia mau orgasme lagi, dan gue bilang juga kalo gue udah mau keluar…sambil mompa dia, gue dikasih kondom untuk pasang dulu…yah cuma butuh 3 detik kaleee tongkol gue udah didalem vagina dia lagi gue hajar aja terus sambil pegangin pinggulnya…dan bener engga lama lagi doi orgasme dan gue juga sampe puncak…croooot croot crottt…dia roboh kekasur sementara tongkol gue masih didalem…gue cabut pelan-pelan…dia balik badan sambil senyum puas, kita ciuman mesra…gue kasih liat kondom yang berisi sperma and dia kaget,”Gilaaaa banyak amat keluarnya…wah next time mesti coba keluar didalem tuh, pasti anget pula.” dia ketawa cekikikan sendiri, sementara gue malu-malu …

Gue masuk kamar mandi, cuci-cuci…pake baju, keluar liat si Marisca masih telanjang dan terlihat lemes diranjang, dia bilang udah engga kuat jalan lagi karena abis kena rudal, gue cium keningnya sambil pamit pulang, ciuman lagi…kami ciuman lama sampai Marisca remas-remas torpedo gue. Dia tuntun tangan gue untuk elus-elus ternyata mekynya udah basah dia turunin pala gue ke toketnya yang besar, ternyata toketnya udah keras banget gue isep dengan rakusnya sampai dia menggelinjang keenakan. “ Puasin dulu Risca .....ya......baru Qm boleh pulang ok....achhhh..” Marisca merengek matanya merem melek menahan nikmat. Gue turun kebawah sekarang mekynya gua sedot kelentitnya dan aroma cairannya sungguh nikmat. Risca langsung putar badanya dan mulutnya langsung isep torpedo gue yg udah mulai tegap berdiri, dia mainin lidahnya di pucuk  torpedoku....acchhh....eaeenak ...Ris...” gue terusin jilatin kelentitnya sambil gue masukin 2 jari kelubangnya. Risca menggoyangkan pantatnya membuat muka gue ngikuti goyangannya sambil terus menjilati mekynya, Marisca, berdiri dan dia langsung duduk diatas perut gue. Dituntun torpedo gue ke lobang mekynya dan Marisca dengan cekatannya langsung dia tekan kebawah mekynya, torpedo gue langsung amblas ditelen mekynya yg enaakkk banget. “ Argghh... uennnnnaaak .....banget” Marisca nyerocos sambil menaik turunkan mekynya. Gue turunin body Marisca, langsung gue kenyot toketnya yg gede dan makin keras. Toketnya yg mulus nambah horny gue ga ketahan apalagi dengar desahan Marisca “ Eennaaak ....acccchhhh....” Marisca ternyata langsung jebol “ Uenaaaaaakkkkk......aku banjir lagi.... goyang terus....” Aku semakin kencang pantat gue naik turun dari bawah nyodok mekynya yg telah basah banget sampai bunyi “Kecipak-kecipuk” Gue langsung balikkin badannya Marisca gue diatas, gue angkat kedua kakinya gue tempelin dipundak gue, torpedo gue langsung gue sorong ke mekynya yg sudah semakin hot banget...Risca ennnakkk banget barang loe....” Marisca hanya merem melek expresinya dan dia ikut menggoyang pinggulnya menambah kenikmatan yg sangat mengasikkan. Hampir 30 menit kita berdua main ada 4 x Marisca jebol sampai akhirnya gue cabut torpedo gue dan gue pasang kondom ga lama gue sodok lagi mekynya Marisca ....Accchhh ...gue ..mau... jebol ....” Marisca langsung tangannya meluk gue sangat kencang “Risca ....juga ....mauuuu...keluar.....” Marisca mengejang dan pelukannya semakin keras, kusodok torpedoku makin cepat “ Aku.....banjir....aaaaccchhhhh....” berbarengan gue juga keluar dan gue tetap diatas badanya Marisca kami berciuman dan tak lama kami tertidur bersama sambil tetap terpedo gue kaga gue cabut. Sekitar 1 jam gue bangun akhirnya gue minta ijin pulang gue tutupin badannya dengan selimut dan gue pulang. Sebelumnya dia sempet pesen, kalo gue mau lagi, anytime, tinggal telepon or BBM aja begitupun kalo dia mau tinggal BBM gue aja…!!!