Senin, 16 Maret 2015

Tanteku ngajari aku Ngesex



Nama saya Budi, sekarang kulah di Universitas Bandung.
Waktu itu saya masih sekolah di salah satu SMA Bandung. Hari itu saya sakit sehingga saya tidak bisa berangkat sekolah, setelah surat ijin saya titipkan ke teman terus saya pulang. Ketika sampai di rumah Papa dan Mama sudah pergi ke kantor dan Mama pesan supaya saya istirahat saja di rumah dan Mama sudah memanggil Tante Kiki untuk menjaga saya. Tante Kiki waktu itu masih sekolah di sekolah Kebidanan. Sehabis minum obat, mata saya terasa mengantuk. Ketika mau terlelap Tante Kiki mengetuk kamarku.

Dia bilang, "Bud, sudah tidur?"
Saya jawab dari dalam, "Belum, tante!"
Tante Kiki bertanya, "Kalau belum boleh tante masuk."
Terus saya bukakan pintu, waktu itu saya sempat kaget juga melihat Tante Kiki. Dia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan pakaian senam dia masuk ke kamar. Walau masih SMA kelas 1 lihat Tante Kiki dengan pakaian gitu merasa keder juga. Payudaranya yang montok seperti tak kuasa pakaian senam itu menahannya. Kemudian dia duduk di samping. Dia bilang, "Bud, kamu mau saya ajari permainan nggak Bud?" Tanpa pikir panjang, saya jawab, "Mau tante, tapi permainan apa lha Budi baru sakit gini kok!"
Tante Kiki berkata, "Namanya permainan kenikmatan, tapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk" Sambil Tante Kiki menggandeng tanganku masuk ke kamar mandi saya. Saya sih mau-mau saja. Kemudian mulai dia melorotkan celana saya sambil berkata, "Wah, burungmu untuk anak SMA tergolong besar Bud." Tante Kiki terkagum-kagum. Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha hati saya deg-degan sekali waktu itu.

Terus dia mulai membasahi kemaluan saya dengan air, kemudian dia beri shampo, terus digosok. Lama-lama saya merasa kemaluan saya semakin lama semakin keras. Setelah terasa kemudian dia melucuti pakaiannya satu demi satu. Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget. Payudaranya yang montok, dengan pentil yang tegang, pantat yang berisi dan sintal kemudian vaginanya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat. Kemudian dia berjongkok, setelah itu dia mengulum penis saya, dadanya yang montok ikut bergoyang. Dada dan nafasku semakin memburu. Saya cuma bisa memejamkan mata, aduh nikmatnya yang namanya permainan seks. Kemudian, saya nggak tahu tiba-tiba saja naluri saya bergerak. Tangan saya mulai meremas-remas dadanya, sementara tangan saya yang satu turun mencari liang vaginanya. Kemudian saya masukkkan jari saya, dia meritih, "Akhh, Budi!" Saya semakin panas, saya kulum bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhir saya kulum punting susunya. Dia semakin merintih, "Aakhh, Budi terus Bud!" Saya nggak tahu berapa lama kami di kamar mandi, terus tahu-tahu dia sudah di atas saya. "Budi sekarang tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?" Dia meraih kemaluan saya yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam vaginanya. Kami berdua sama-sama merintih, "Akhh! Lagi tante... lagi tanteee." Terus dia mulai naik turun, sampai saya merasa ada yang meletus dari penis saya dan kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulangi beberapa kali.
Setelah itu kami berdua sama-sama ketagihan. Kami bermain mulai dari kamar saya, pernah di sebuah hotel di kaliurang malah pernah cuma di dalam mobil. Rata-rata dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan karena Tante Kiki pintar membuat variasi permainan sehingga kami tidak bosan. Setelah Tante Kiki menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru kepingin saya cuma bisa dengan pacar saya, Siska. Untung kami sama-sama tegangan tinggi, tapi dari segi kepuasan saya kurang puas mungkin karena saya sudah jadi "Hiperseks" atau mungkin Tante Kiki yang begitu mahirnya sehingga bisa mengimbangi apa yang saya mau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar