Senin, 16 Maret 2015

Nikmatnya Ngentot Dengan Imel



Kuliah jam terakhir di kampus T di kawasan Jakarta Barat baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Imel, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Imel merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya. Tersadarlah Imel bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan TOUCH THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Imel. menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Imel memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Imel memang cukup tinggi, 173cm. ”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Sitorus, biar dia gak konsen”, pikir Imel. Biasanya Imel bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Imel ke kampus datang numpang mobil temannya, Arshanti. Tapi si Arshanti sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit. Imel tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Imel. Imel menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Imel yang memang bulat sekal dan menonjol. Makin salah tingkahlah si Imel. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Imel tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Imel coba alternatif terakhir dengan menelpon Hendra cowoknya atau si Arshanti atau Rina teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.” Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Imel. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Imel. Makin jengahlah si Imel. Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Imel. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Irfan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Imel, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm. ”Mel, jualan lo disini? Hehe”. Imel membalas ”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Imel. Imel sebenarnya enggan ikut bersama si Irfan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Irfan. Tapi si Irfan malah bilang ”Wah sory Mel, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Imel. Sambil nyengir mesum Irfan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya deh, ntar gue bayar” Imel asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. ”Hehe sip” kata Irfan sambil membuka pintu untuk Imel. Imel masuk ke dalam mobil Irfan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Irfan mulai menembus kemacetan ibu kota. ”Buset dah lo Mel, sexy amat hari ini”. Kata Imel ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Sitorus, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”. ”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dientotin sama tu abang-abang di halte haha” balas Irfan. “Sial, enak aja lo ngomong Fan” maki Imel. Sambil mengerling ke Imel, Irfan berucap “Mel, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Fan. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Imel. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Irfan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Imel bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Irfan misterius. Semakin bingung si Imel. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Irfan berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Irfan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Imel kaget dan berteriak ”BANGSAT LO FAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Imel pada wajah Irfan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Irfan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Imel jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Imel bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Irfan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Irfan ini”. Akhirnya Imel ngomong ”Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Imel ketus. ”Ga kok Mel, cuma sampe kos lo doang” kata Irfan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Imel. Tangan kiri Irfan langsung terjulur meraih toked Imel i sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Imel merasakan jari-jari kasar Irfan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Imel agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Irfan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Imel yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Irfan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Imel tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Irfan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya. Nafas Imel mulai agak memburu, tapi Imel masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Imel. Tapi Irfan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Imel, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Imel yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Irfan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh…!” Imel terpekik kaget karena manuver Irfan. ”Hehe buset toked lo Mel, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Irfan penuh nafsu. Irfan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Imel keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Imel kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Mel” kata Irfan vulgar. ”Bangsat lo Fan. Kok sampe gini segala” protes Imel berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Imel langsung ditahan oleh Irfan ”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Imel menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Irfan kembali menggarap toked Imel yang kini keluar semuanya. Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Imel semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Irfan mulai memelintir-melintir puting Imel yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Irfan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Imel. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Imel. ”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Imel. Tapi puting Imel yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Irfan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Irfan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Irfan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Irfan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Imel. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Irfan “Nikmatin aja Mel, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Imel sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Irfan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Imel untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Imel juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab. “Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Irfan masih ngremesin toked gue” pikir Imel yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Imel melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Irfan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Imel semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Imel menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Irfan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Imel terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Imel. Ketika melihat urat leher Imel menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Irfan menjepit kedua puting Imel dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memek Imel. Kedua tangan Imel meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Imel “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Imel langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Imel mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Imel masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Irfan sudah melihat bagaimana Imel orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Mel. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Irfan penuh kemenangan. Nafas Imel masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Fan” maki Imel perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Imel yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Imel dalam hati. Irfan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Imel. Walaupun Imel bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Irfan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Imel. Tangan satunya langsung menekan kursi Imel agar tertidur. Imel yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO FAN??” Teriak Imel. Tidak peduli teriakan Imel, tangan kiri Irfan langsung meremas toked Imel lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Imel. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Imel keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Imel langsung orgasme untuk kedua kalinya. Irfan tidak tinggal diam, ketika badan Imel masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Imel kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Imel terjadi terus-menerus. ”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Imel makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Imel semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Imel mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Irfan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Imel. Saat Imel masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Irfan sudah bergerak di atas Imel, mengangkat t-shirt Imel serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Imel yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Irfan. Tersenyum puas dan napsu banget Irfan berucap ”Gilaa..toked lo Mel. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Irfan langsung menyergap kedua toked Imel yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Irfan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Imel. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Irfan, membuat Imel terpekik ”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”. Sekarang kedua tangan Irfan menekan kedua toked Imel ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Imel langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Irfan. Sensasinya luar biasa, Imel semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Imel. Lidah Irfan mulai turun menyusuri perut Imel yang putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Irfan aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Imel. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Fan.. lo ngapahin sihh..” keluh Imel tak jelas. Dengan sigap Irfan menyingkap rok mini Imel tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Imel berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembut Imel yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembut ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Irfan dalam hati. Tanpa babibu lagi jari-jari Irfan langsung menekan belahan memek Imel, dan Irfan langsung mengetahui betapa horny-nya Imel ”Wah Mel, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Imel cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty. ”Fann..Faann..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Imel perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Imel makin konak hehe” pikir Irfan napsu. Cepat Irfan ambil posisi di depan selangkangan Imel yang terbuka. Kursi Imel dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Imel dibuka semakin lebar, dan Imel nurut saja. Jemari Irfan meraup panty mungil Imel, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Imel. Irfan mulai menggesek-gesekkan panty Imel ke belahan memeknya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Irfaaann ahh…” desah Imel keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Irfan juga semakin konak melihat memek Imel yang terpampang jelas. Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembut di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja. ”Mel, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Irfan penuh nafsu. Panty Imel dipinggirkan sehingga lidah Irfan dengan mudah mulai menjilati bibir memek Imel. Tapi sebentar saja Irfan tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Imel, dan dipelorotkan panty-nya. Kini antara Irfan dan memek Imel yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Irfan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi, Imel yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Irfan melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Irfan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Fan, mo ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Imel agak keras. Tapi kedua tangan Imel dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Irfan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Imel langsung mencaplok memek Imel. Irfan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Imel terdengar jelas. Konak Imel yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Imel mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras. ”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Faann..” erang Imel nyaris setengah sadar. Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Irfan. Tapi, semakin Irfan beringas mengobok-obok memek Imel dengan mulut, dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Imel, rasa gatal nikmat itu malah semakin hebat. Imel sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan. ” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”. Kepala Imel menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala Imel semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif Imel. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan. ”IRFAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. FAANN…AHHH” Imel semakin keenakan. Irfan yang sedang mengobok-obok memek Imel semakin semangat karena memek Imel sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Imel membanjir di mulut dan jok mobil Irfan. Jempol kiri Irfan menggesek-gesek clitoris Imel, sedang jari-jari Irfan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Imel dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Mel. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Irfan dengan semangat sambil tetap ngocok memiek Imel. Dalam beberapa kocokan saja Imel sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Irfan melihat mata Imel yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Imel yang mulai mengangkat, Irfan tau bahwa Imel akan sampai klimaksnya. Langsung saja Irfan menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Imel. Imel jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Irfan dengan tanggap menangkap tangan Imel, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Imel merajuk ”Hiyah.. Fannn.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Irfan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Imel nungging. “Napa harus nungging Fann” Imel masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Irfan sambil mengangkat pantat Imel agar segera menungging. Imel dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Irfan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya. Cepat Irfan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Imel yang mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Irfan sudah teracung dengan gagahnya. ”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Hendra” pikir Imel reflek. ”Eh, lo mo ngontolin gue Fann. Enak aja!” teriak Imel dan mencoba untuk membalik badan. Tapi Irfan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Imel, sehingga Imel harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Irfan menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Imel. ”Sshh…Faann…mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar Imel masih berupaya galak, tidak mau dientot oleh Irfan. Kedua tangan Irfan meraih kedua toked besar Imel yang menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Imel, Irfan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Imel mulai naik lagi. Nafas Imel mulai memburu. Tapi Imel masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Imel, betul-betul membuat pertahanan Imel makin goyah. Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat. ”Hmffh…shh…awas lo Fann kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Imel terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Irfan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Imel yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Irfan yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Imel, sehingga ada peju Imel yang muncrat keluar. ”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Irfann. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang Imel kebingungan, antara gengsi dan birahi. Irfan diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Imel. Sekarang pantat Irfan maju mundur perlahan, mengocok memiaw Imel tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Imel blingsatan, keenakan. ”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Irfannn kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Imel, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Imel yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Irfan. Kata Irfan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Irfan langsung mencabut kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Imel. ”Irfann…pleasee.. entot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dienttooott!!!” rengek Imel sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Irfan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi. ”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Mel. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Irfan penuh kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Irfan. Imel langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Irfan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Imel. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Imel. Air peju Imel terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar. ”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Imel yang kaget dan kesakitan. ”Hehehe gimana rasa kontol gue Mel” kekeh Irfan yang sedang menikmati hangat dan basahnya memek Imel. Imel masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Imel dalam hati. Karena Imel diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu. Irfan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Melll..” desah Irfan keenakan ngentotin memek Imel yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Imel mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Imel seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Imel. Imel sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat. ”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”. ”OH GODD..memek GUE…memek GUE..” Imel terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil.. ”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE FANNNN…ARGGHH…” Lenguhan Imel semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan tangan Imel menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Irfan. Irfan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Imel tanpa henti dengan kasarnya, dan Irfan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Imel, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Irfan mengocok memek Imel seperti kesetanan. Bunyi pejuh Imel yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan pantat Imel dengan pangkal kontol Irfan terdengar di sela-sela lenguhan Imel & Irfan. Tak sampai 10 menit Imel merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol Irfan. ”GUEE KELUAARRRR FAANNNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Imel melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Irfan merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Imel. Karena Irfan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Imel mencapai klimaksnya, Imel bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi. ”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Imel dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Imel berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Imel berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener Fann… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Imel agak bergetar karena Irfan masih dengan nafsunya mompain memek Imel. ”Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Mel. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Irfan. Imel hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Irfan dengan cara sekasar itu. Kemudian Irfan membalik tubuh Imel agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Imel diangkat dan mengangkang lebar sehingga Irfan bisa dengan jelas melihat memek Imel yang chubby itu berleleran dengan peju Imel. ”Fann, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Imel terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Irfan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Irfan, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Imel, Irfan langsung mengarahkan kontolnya ke memek Imel yang menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Imel menelan kontol Irfan. ”Hmmffpp..sshiitt..” Imel cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Irfan sudah amblas kedalam memeknya. Irfan langsung menggenjot Imel dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Irfan keluar masuk memek Imel dengan cepat. Imel yang sudah lemes dan kehabisan energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Imel dalam hati. Irfan yang kini berhadapan dengan Imel, bisa melihat perubahan mimik muka Imel yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Irfan sambil terus memompa memek Imel. Kedua tangan Irfan kini bertelekan di toked Imel, dan meremasnya seperti meremas balon. ”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Imel yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Imel sudah mengejang. Kedua tangan Imel memeluk dan mencakar punggung Irfan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Imel semakin keras. ”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS FAANNN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”. ”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Irfan tapi tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Imel kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Irfan yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Imel mencapai klimaksnya yang kesekian. ”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”. Imel merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Imel. Melihat Imel yang sudah keluar lagi, kali si Irfan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Irfan merasa kurang puas. ”Sialan, lo Mel. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”. Maka Irfan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Imel keluar. ”Eh..eh.. apa-apaan ni Fann. Gue mo dibawa kemana?” tanya Imel lemes. “Kaki gue lemes banget Fan, susah banget berdiri” tambah Imel. Irfan langsung bopong Imel keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Imel ditenkurapkan di kap depan BMW-nya. Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Imel yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Irfan. Imel jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. ”Fan, balik dalam lagi aja yuk” ujar Imel sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Irfan menahan punggung Imel agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. ”Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Mel” ujar Irfan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Imel. Hawa dingin malam malah membuat Irfan merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Irfan meremas bongkahan semok pantat Imel, dan membukanya sehingga memek Imel yang masih berleleran peju ikut membuka. Irfan langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Imel. ”AHHHH…” pekik Imel tertahan. Kali ini Irfan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Imel yang beradu dengan badan Irfan semakin keras terdengar. ”GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Irfan mengerang keenakan. Tangannya mencengkram pantat Imel kuat-kuat, dan kepala Irfan mendongak ke atas, keenakan. Imel yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Irfan, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Imel berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar. ”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Imel meceracau. Mendengar lenguhan Imel, Irfan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya Mel..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Irfan dengan nafas memburu. Jari-jari Irfan tetap mencengkram bongkahan montok pantat Imel, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Imel adalah juga merupakan titik sensitif bagi Imel, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Imel makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya. ”GILAA LO FANN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..! Imel sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Irfan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Imel dari belakang, Imel sudah dua kali keluar lagi. Imel yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Irfan mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Irfan mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Imel panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Imel tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan ”FANNN, JANGAN NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Irfan yang memang sudah berniat menyemprotkan pejunya dalam memek Imel, malah semakin semakin semangat menggenjot dalam-dalam memek Imel. Imel sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Irfan yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga. Maka, ketika Irfan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Imel kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Imel, Irfan meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Irfan menyemprot berkali-kali dalam liang memek Imel. Imel pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi. Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan. Cairan peju Irfan dan Imel berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Imel. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Imel turun ke pahanya. Irfan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Imel. Apalagi si Imel ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Irfan. Karena lemas, Irfan ikut tengkurap, menindih tubuh Imel di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Imel. Sedang Imel sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar. Irfan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo Mel. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Irfan seenaknya. Imel cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Imel ketus. ”Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Irfan. Irfan pun bangun dari punggung Imel dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Imel masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Irfan. Imel tidak menjawab, hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Irfan menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka Imel, karena menahan malu. ”Fan, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Imel malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Irfan membahana. Bertambahlah merahlah muka si Imel. Ketika mau bopong Imel, tiba-tiba pikiran mesum Irfan keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Irfan ambil beberapa shot posisi Imel yang mesum banget itu plus dua close up memek Imel yang berleleran peju. Karena Imel memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Irfan. Akhirnya Irfan kasihan juga, tubuh Imel dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Imel meminta panty-nya, Irfan berkata ”Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo Fan. Ya udah, ambil dah sana” ketus Imel. Imel langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Irfan sudah sampai di depan pagar kos-kosan Imel. ”Lo bisa jalan ga Mel? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Irfan nakal. Imel tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Irfan pun memapah Imel berjalan menuju kosnya. Kamar Imel ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Imel merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Viona yang baru dari kamar mandi. Viona yang selama ini jealous dengan kesexy-an Imel, perhatiin Imel dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tiba-tiba si Viona ketawa sinis ”Napa lo Mel”. ”Sedikit mabok Vin” jawab Imel sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Viona nyelekit sambil mandangi paha Imel. Reflek Imel nengok kebawah, betapa kagetnya Imel, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Irfan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Imel, sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas. PIASS! Muka Imel langsung memerah. Imel langsung berpaling, sedang Viona terkekeh senang. ”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Irfan nyeletuk pedes. Muka Viona berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu. ”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Viona ketus. ”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Irfan. Viona langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Imel sedikit terkejut, ga nyangka kalo si bejat Irfan bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Irfan pamit ”Gue cao dulu ya Mel. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan terakhir Fan. Kapok gue naik mobil lo” balas Imel pedas. Irfan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Imel merasakan hal yang sama dengan Irfan, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Imel ragu-ragu, bila Irfan ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Imel pada diri sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Imel langsung terlelap, tanpa berganti pakaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar